Web Analytics
Beralih ke bagian utama Beralih ke menu navigasi utama Beralih ke bagian footer website
Table 2 hasil penelitian
Artikel Orisinal
Diterbitkan: 30-09-2024

Motivasi perawatan payudara dengan pijat dan kompres payudara berhubungan terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di rumah sakit x

Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus, Indonesia
Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus, Indonesia
Motivasi Perawatan payudara Pemberian ASI eksklusif

Abstrak

Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada usia 0-6 bulan diawal kehidupannya. Pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja biasanya banyaknya ibu rumah tangga yang bekerja dan membantu menjadi pencari sumber pendapatan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik dan motivasi perawatan payudara dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di rumah sakit X Group Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner dan dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Uji Analisa statistik menggunakan spearman rank. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Slovin dengan responden sebanyak 58 responden. Hasil analisis univariat menunjukan usia responden > 30 tahun (50%), pendidikan SMA-PT (100.0%), bekerja sebagai perawat (75.9%), memiliki paritas primipara (53.4%), memiliki motivasi kuat perawatan payudara dengan pijat payudara (62.1%), memiliki motivasi kuat perawatan payudara dengan kompres payudara (69.0%), tidak berhasil memberikan ASI eksklusif (84.5%). Hasil uji Rank Spearman dengan ketentuan bermakna jika p-value < 0,05 menunjukan adanya hubungan motivasi perawatan payudara dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif, antara lain: motivasi perawatan payudara dengan pijat payudara (p-value=0,007), motivasi perawatan payudara dengan kompres payudara (p-value=0,025) dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan tidak adanya hubungan karakteristik (usia (p-value=0.597), pendidkan (p-value=0,846), paritas (p-value=0,635), pekerjaan (p-value=0,383). Motivasi perawatan payudara diperlukan untuk membantu keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Informasi tentang motivasi perawatan payudara perlu diberikan untuk ibu-ibu yang akan memberikan ASI Eksklusif.

Penulis korespondensi: Tuti Asrianti Utami (tutichaidir18@gmail.com).

Pendahuluan

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada usia 0-6 bulan di awal kehidupannya. Menyusui bayi baru lahir sampai 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali vitamin, dan obat-obatan yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan untuk alasan medis disebut ASI eksklusif (1). ASI eksklusif sebagai sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi (2).

Breastfeeding Advocacy Initiative tahun 2020 melaporkan bahwa tingkat pemberian ASI eksklusif di berbagai wilayah dunia sebesar 25% di Afrika Barat dan Tengah, 30% di Asia Timur dan Pasifik, 47% Asia Selatan, 32% Amerika Tengah dan Karibia, 51% Asia Tenggara, 46% di negara-negara berkembang dan 38% dari negara lainnya (3). Di Indonesia bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif sekitar 66,1% . Di Indonesia target pemerintah mengenai program pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan adalah 80%. Namun, sejauh ini pencapaian cakupan pemberian ASI eksklusif masih jauh dari target yang diharapkan secara nasional (4).

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2021 pemberian ASI eksklusif di DKI Jakarta mencapai 71,3%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2020. Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan Jakarta Selatan (72,9%), paling tertinggi pada di Wilayah Kepulauan Seribu dengan persentase sebesar (79.4%), sementara terendah di Jakarta Pusat (63.9%). Salah satu yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif dikarenakan banyaknya ibu rumah tangga yang bekerja dan membantu menjadi pencari sumber pendapatan keluarga (Dinkes Provinsi DKI Jakarta, 2017). Masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor usia ibu, pekerjaan, paritas, Pendidikan dan motivasi ibu (5).

Motivasi berarti dorongan untuk bertindak mencapai suatu tujuan. Motivasi merupakan aspek psikologis untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (6). Motivasi merupakan dorongan atau keinginan dari dalam diri seseorang yang dapat menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu, supaya mencapai tujuannya. Motivasi dapat bersumber dari faktor instrinsik dan ekstrinsik, motivasi instrinsik yaitu pengakuan, prestasi, dan tanggung jawab sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu hubungan antar manusia, imbalan dan lingkungan yang besar pengaruhnya terdapat keberhasilan ASI eksklusif. Hasil penelitian didapatkan sikap ibu bekerja, dukungan sarana, atasan dan suami berpengaruh terhadap keberhasilan pemberian asi eksklusif oleh ibu bekerja (7).

Ibu yang bekerja diluar rumah mempunyai keterbatasan kesempatan menyusui bayinya secara langsung (6). Penelitian yang dilakukan oleh Keni et al. menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara IMD dengan keberhasilan menyusui. Sebagian ibu yang tidak paham bagaimana tehnik menyusui yang benar dapat menjadi masalah dalam menyusui (8). Masalah kegagalan dalam proses menyusui diantaranya seperti puting susu lecet, bendungan ASI, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis, abses payudara dan kelainan anatomis pada puting susu atau puting tenggelam/datar. Kejadian puting susu tenggelam dan lecet disebabkan oleh kurangnya perawatan payudara saat hamil sampai setelah melahirkan, posisi menyusui yang salah, trauma pada putting susu saat menyusui dan kurang pengetahuan ibu (9).

Penelitian Fajriani tahun 2021 menjelaskan bahwa ada hubungan antara perawatan pada payudara bagi wanita menyusui dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif (10). Perawatan payudara merupakan salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan volume ASI dan melancarkan refleks pengeluaran ASI (5). Perawatan payudara sebagai langkah awal untuk menjaga kebersihan agar payudara tetap sehat dan tidak terjadi infeksi yang dilakukan setelah melahirkan mempunyai tujuan untuk merangsang kelenjar-kelenjar susu, merawat puting payudara agar bersih, tidak mudah lecet, memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga memperlancar pengeluaran ASI (9). Perawatan tersebut dapat dilakukan melalui pemijatan pada daerah payudara. Hasil penelitian Agustia, tahun 2023 menjelaskan bahwa kompres hangat payudara dapat meningkatkan kecukupan ASI ibu postpartum pada minggu pertama setelah kelahiran (11).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan terhadap ibu bekerja di Rumah Sakit X dengan riwayat melahirkan selama bulan Juli - November 2022 melalui wawancara 26 responden dengan hasil 10 orang ibu (38,4%) yang melakukan perawatan payudara dengan pijat payudara dan kompres payudara saat menyusui dapat memberikan ASI eksklusif, 5 orang ibu (19,3%) yang tidak melakukan perawatan payudara dengan kompres payudara, hanya pijat payudara pada saat menyusui, dapat memberikan ASI eksklusif, 5 orang ibu (19,3%) yang tidak melakukan perawatan payudara dengan kompres dan pijat pada saat menyusui, tidak berhasil memberikan ASI eksklusif dikarenakan ketidaktahuan ibu dalam pentingnya melakukan perawatan payudara dan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, dan 6 orang ibu (23,0%) melakukan perawatan payudara pijat payudara saja namun masih mengalami tidak memberikan ASI eksklusif.

Keberhasilan ASI eksklusif pada ibu sangat dipengaruhi oleh motivasi ibu untuk melakukan perawatan payudara agar dapat menyusui secara eksklusif untuk bayinya, sementara ibu harus bekerja di luar rumah, menyebabkan ibu memiliki motivasi yang tidak menentu untuk melakukan perawatan payudara. Apalagi ibu harus mengerjakan pekerjaan lain untuk keluarganya, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut bagaimana hubungan karakteristik dan motivasi perawatan payudara dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di rumah sakit x group.

Metode

Metode penelitian menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif, dengan populasi yaitu total sampling pada ibu bekerja di RS X Group, dan memiliki bayi usia 6-12 bulan. Peneliti menggunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel penelitian, sebanyak 58 responden yang dipilih berdasar kriteria inklusi, seperti status pekerjaan, usia bayi, kesediaan mengisi kuesioner, dan persetujuan tertulis. Penelitian dilakukan di rumah sakit X Group pada Maret - Juni 2023 setelah mendapatkan Keterangan Laik Etik dari Komisi Etik Penelitian dan Pengembangan Kesehatan STIK Sint Carolus (Nomor Laik Etik 045/KEPPKSTIKSC/V/2023).

Pengumpulan data penelitian menggunakan kuisioner. Kuesioner A untuk karakteristik ibu, kuisioner B untuk motivasi perawatan payudara (nilai r-hitung 0.375-0.783, Cronbach's Alpha 0.897), dan kuisioner C untuk keberhasilan pemberian ASI eksklusif (nilai r-hitung 0.472 – 0.767, Cronbach's Alpha 0,880).

Proses pengumpulan data melibatkan izin penelitian, persetujuan institusi, penjelasan kepada responden, pengisian kuesioner, dan pengumpulan data. Data yang terkumpul kemudian diolah, termasuk tahap editing, koding, data entry, dan data cleaning. Proses analisis data mencakup analisis univariat dan bivariat, uji statistik Spearman's rank correlation digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel independen dan dependen.

Hasil

Variabel Frekuensi Persentase (%)
Usia

≤ 30 tahun

> 30 tahun

29

29

50.0

50.0

Pendidikan

D3

S1

32

26

55.2

44.8

Pekerjaan

Perawat

Analis

Administrasi

44

5

9

75.9

8.6

15.5

Paritas

Primipara

Multipara

31

27

53.4

46.6

Motivasi Perawat Payudara dengan Pijat Payudara

Sedang

Kuat

26

32

44.8

55.2

Motivasi Perawatan Payudara dengan Kompres Payudara

Sedang

Kuat

18

40

31

69

Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif

Tidak Berhasil

Berhasil

49

9

84.5

15.5

Table 1. Distribusi Karakteristik Responden

Sebagian besar responden adalah usia 29 (50.0%) usianya ≤ 30 tahun dan 29 (50.0%) usianya >30 tahun, pendidikan 55.2% pendidikan Diploma 3, pekerjaan 44 (75.9%) sebagai perawat, paritas 31 (53.4%) paritas primipara, motivasi perawatan payudara dengan pijat payudara 36 (62.1%) motivasi kuat, motivasi perawatan payudara dengan kompres payudara 40 (69.0%) motivasinya kuat, dan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif 49 (84.5%) tidak berhasil memberikan ASI eksklusif (Tabel 1).

Variabel Tidak Berhasil Berhasil Jumlah ρ value
n % n % n %
Usia

≤ 30 tahun

> 30 tahun

25

24

86.2

82.8

4

5

13.8

17.2

29

29

100

100

597
Pendidikan

D3

S1

28

21

87.5

80.8

4

5

12.5

19.2

32

26

100

100

846
Pekerjaan

Perawat

Analis

Administrasi

39

3

7

88.6

60.0

77.8

5

2

2

11.4

40.0

22.2

44

5

9

100

100

100

383
Paritas

Primipara

Multipara

25

24

80.6

88.9

6

3

19.4

11.1

31

27

100

100

635
Motivasi Perawatan Payudara dengan Pijat Payudara

Sedang

Kuat

2

7

7.7

21.9

24

25

92.3

78.1

26

32

100

100

7
Motivasi Perawatan Payudara dengan Kompres Payudara

Sedang

Kuat

3

6

16.7

15.0

15

34

83.3

85.0

18

40

100

100

25
Table 2. Uji Statistik Variabel Motivasi Perawatan Payudara dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif

Hasil uji statistik Spearman’s rank correlation untuk variabel usia (p-value 0.597), pendidikan ibu (p-value 0.846), pekerjaan (p-value 0.383) dan paritas (p-value 0.846) (p>0.05) maka usia, pendidikan, pekerjaan ibu dan paritas artinya tidak berhubungan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Sedangkan motivasi perawatan pijat payudara (p-value 0.007) dan motivasi perawatan payudara dengan kompres payudara (p-value 0.025) (p<0,05) artinya ada hubungan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif (Tabel 2).

Pembahasan

Tidak terdapat hubungan antara usia ibu dengan pemberian ASI ekslusif. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Meliani (2022) bahwa ada hubungan antara usia ibu dengan pemberian ASI eksklusif, bahwa ibu yang memiliki usia lebih dari 30 tahun memiliki kematangan emosional sehingga mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan lebih matang (12). Asumsi peneliti bahwa usia kurang dari 30 tahun atau lebih dari 30 tahun memiliki hambatan dalam pemberian ASI eksklusif seperti salah satunya yaitu dalam melakukan perawatan payudara yang disebabkan karena aktivitas sehari-sehari.

Semakin tinggi pendidikan dapat semakin mudah menerima hal-hal baru dan menyesuaikan diri dengan hal baru tersebut. Ada hubungan pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di mana pemberian ASI eksklusif lebih banyak terdapat pada ibu yang berpendidikan tinggi dengan latar belakang pendidikan yang lulus dari SMA atau perguruan tinggi (13). Asumsi peneliti bahwa ibu bekerja di RS X Group berpendidikan tinggi. Ibu bekerja dengan status memiliki pendidikan tinggi akan mudah mempelajari ilmu dan informasi baru sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin terdapat kemungkinan untuk mampu mempelajari perawatan payudara dan mengetahui manfaat dari perawatan payudara tersebut.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh ​ menyatakan ada hubungan antara jam kerja ibu dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Kondisi ini dapat terjadi karena ibu yang bekerja pada sistem kerja shift memiliki potensi untuk terjadinya kelelahan maupun stres sehingga mempengaruhi kondisi fisik ibu dan dapat mempengaruhi penurunan produksi ASI (14). Asumsi peneliti bahwa ibu bekerja di RS X Group dengan jenis pekerjaan dengan jadwal shift. Namun saat shift malam ibu tetap melakukan pompa ASI dengan tujuan agar tetap dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Ibu bekerja memiliki keterbatasan waktu yang menghambat pemberian ASI ekslusif dan tidak dapat menyediakan ASI perah yang sesuai. Ibu bekerja di RS X Group lebih didominasi sebagai perawat, di mana perawat memiliki kerja shift pagi, siang dan malam. Shift malam, jam kerja lebih panjang hingga 12 jam, yang di mana membutuhkan stok ASI perah lebih banyak saat bayi di rumah. Waktu dan dukungan untuk memerah ASI diperlukan dari tempat bekerja.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspita menyatakan bahwa adanya hubungan antara paritas dengan perilaku pemberian ASI eksklusif (15). Ibu dengan paritas lebih dari satu dapat memberikan laktasi kedua dengan lebih baik karena pengalaman dari laktasi pertama, akan tetapi ada kemungkinan bahwa ibu yang sudah pernah menyusui tidak memberi ASI eksklusif (16). Asumsi peneliti bahwa ibu primipara memiliki keinginan untuk lebih banyak belajar hal baru mengenai pemberian ASI agar dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Sedangkan ibu multipara karena merasa sudah mempunyai pengalaman menyusui sebelumnya, sehingga akan melakukan yang lebih baik dari menyusui sebelumnya. Ibu dengan primipara ataupun multipara memiliki peluang yang sama dalam setiap fase menyusui. Ibu primipara ataupun multipara mendapatkan edukasi perawatan payudara selama dalam perawatan setelah melahirkan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dari Gulo et al. yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan perawatan payudara pijat payudara ibu pada masa postpartum dengan menyusui eksklusif (17). Pada penelitian ini sebagian besar responden memiliki motivasi yang kuat dalam melakukan perawatan payudara pijat payudara, motivasi tersebut dapat muncul karena dorongan dari tenaga kesehatan yang memberikan edukasi perawatan payudara selama dalam perawatan setelah melahirkan. Hasil penelitian Perintisari et al. menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemijatan payudara terhadap peningkatan produksi ASI, di mana bila produksi ASI meningkat maka dapat menunjang untuk pemberian ASI eksklusif (18). Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani & Apriliyani bahwa terdapat pengaruh kompres hangat pada payudara ibu postpartum terhadap kecukupan ASI pada ibu nifas pada minggu pertama setelah kelahiran. Kompres hangat memiliki efek kontraksi otot polos, sehingga memperlancar pengeluaran ASI (19).

Sebagian besar responden memiliki motivasi yang kuat dalam melakukan perawatan payudara dengan pijat payudara disebabkan dari dorongan petugas kesehatan pada ibu selama perawatan setelah melahirkan. Penelitian Kusumawati bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif, semakin baik dukungan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, maka keberhasilan pemberian ASI eksklusif juga akan meningkat (20). Perawatan payudara dengan pijat payudara lebih kuat dan sering dilakukan oleh ibu bekerja di RS X Group agar tercapainya pemberian ASI eksklusif. Motivasi pijat payudara sangat mempengaruhi dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

Ada hubungan yang signifikan antara motivasi ibu menyusui dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Memiliki sifat hubungan yang positif atau searah bahwa semakin tinggi motivasi yang dimiliki ibu maka semakin berhasil dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi (21). Motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak diri untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (22). Motivasi merupakan dorongan atau keinginan dari dalam diri seseorang yang dapat menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuannya (23). Dukungan suami dapat sebagai motivasi dalam pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui (24). Asumsi peneliti bahwa dengan memiliki motivasi untuk melakukan kompres payudara dalam perawatan payudara selama menyusui sangat mempengaruhi produksi ASI, meredakan nyeri pada payudara bengkak dan membantu melancarkan pengeluaran ASI, sehingga dapat tercapai pemberian ASI secara eksklusif. Penelitian ini tidak mengkaji sumber motivasi ibu menyusui.

Kesimpulan dan Saran

Efektivitas pemberian ASI eksklusif berhubungan dengan besarnya motivasi melakukan praktik perawatan payudara seperti pemijatan dan kompres. Kesejahteraan ibu menyusui harus diprioritaskan, khususnya dalam kaitannya dengan perawatan payudara. Penyedia layanan kesehatan seharusnya memberikan dorongan kepada semua ibu menyusui selama perawatan payudara, membantu mereka mencapai dan mempertahankan ASI eksklusif selama maksimal dua tahun.

Ucapan Terimakasih

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada RS X Jakarta yang telah membantu dalam proses pengumpulan data. Terima kasih juga kepada seluruh responden yang telah terlibat dalam membantu kesehatan ibu dan anak.

Sumber Pustaka

  1. Adisasmita A, Maryani D, Dwipoyono B. Hubungan antara menyusui dengan risiko kanker ovarium. Indonesian Journal of Cancer. 2016;10(3):93–102. Available from: https://www.neliti.com/id/publications/65458/
  2. Andriani RAD, Dewi UM. Hubungan dukungan suami dengan keberhasilan pemberian asi eksklusif pada ibu bekerja. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan. 2021;11(1):88–93. Available from: https://ejournal.urindo.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/1349
  3. Trianasari G, Putri MR, Eltrikanawati T. Pengaruh hypnobreastfeeding terhadap peningkatan produksi asi pada ibu nifas di tpmb atlantika kota batam tahun 2023. Healthcaring: Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2024;3(1):41–8. Available from: https://jurnal.itscience.org/index.php/healthcaring/article/view/3262
  4. Hadi Z, Anwary AZ, Asrinawaty A. Kejadian stunting balita ditinjau dari aspek kunjungan posyandu dan perilaku pemberian asi eksklusif. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi. 2022;11(1):01–13. Available from: https://jab.stikba.ac.id/index.php/jab/article/view/389
  5. Novita RVT, Utami TA, Marni NW, Yusandra E. The effectiveness of duration skin to skin contact and telelactation in exclusive breastfeeding for postpartum mothers in tangerang. J Sci. 2021;6(4). Available from: https://aisyah.journalpress.id/index.php/jika/article/view/6424
  6. Nurhasanah NS. Hubungan pengetahuan ibu post-partum dengan keberhasilan menyusui di rsud leuwiliang tahun 2021: the relationship of post-partum mother’s knowledge with breastfeeding success at leuwiliang hospital in 2021. Indonesian Scholar Journal of Nursing and Midwifery Science (ISJNMS). 2022;1(10):363–8. Available from: https://dohara.or.id/index.php/isjnm/article/view/144
  7. Novita A. Hubungan dukungan keluarga dengan motivasi ibu dalam pemberian asi ekslusif pada bayi usia 1-6 bulan di masa pandemi di kelurahan sidotopo wetan surabaya. STIKes Hang Tuah Surabaya; 2022.
  8. Keni NWA, Rompas S, Gannika L. Tingkat pengetahuan dan sikap dengan teknik menyusui pada ibu pasca melahirkan. JURNAL KEPERAWATAN. 2020;8(1):33–43. Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jkp/article/view/28409
  9. Yesika I, Utami TA, Ernawati E. Pengalaman ibu dengan puting lecet terhadap keberlanjutan menyusui. Jurnal Mitra Kesehatan. 2021;3(2):118–28. Available from: https://jmk.stikesmitrakeluarga.ac.id/index.php/jmk/article/view/87
  10. Fajriani E. Hubungan perawatan payudara dengan tercapainya pemberian asi eksklusif. Ovary Midwifery Journal. 2021;2(2):57–63. Available from: https://ovari.id/index.php/ovari/article/view/26
  11. Agustia N. Kompres hangat pada payudara terhadap kecukupan asi pada ibu nifas. Cendekia Medika: Jurnal Stikes Al-Ma`arif Baturaja. 2023;8(1):100–6. Available from: https://jurnal.stikesalmaarif.ac.id/index.php/cendekia_medika/article/view/215
  12. Meliana Fitriani R. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian asi eksklusif di wilayah kerja puskesmas semin ii kabupaten gunungkidul [Undergraduate Thesis]. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta; 2022. Available from: http://poltekkesjogja.ac.id
  13. Suja MDD, Puspitaningrum EM, Bata VA. Tingkat pendidikan ibu dan keberhasilan asi eksklusif di perkotaan indonesia: analisis data ifls 5: mother’s education level and successful exclusive breastfeeding in urban indonesia: an analysis of ifls 5 data. Jurnal Keperawatan Sumba (JKS). 2023 ;1(2):71–9. Available from: https://jurnal.poltekkeskupang.ac.id/index.php/jks/article/view/987
  14. Wijayanti F, Margawati A, Zen Rahfiludin M. Faktor-faktor dalam pekerjaan ibu yang menghambat pemberian asi eksklusif (Studi literatur). kebidanan. 2023;12(1):46–55. Available from: https://jurnal.stikes-alinsyirah.ac.id/kebidanan/article/view/2320
  15. Puspita R. Hubungan antara pemberian asi ekslusif dengan paritas dan pekerjaan ibu di rumah bersalin citra palembang. Journal of Midwifery Tiara Bunda. 2023;1(2):1–7. Available from: https://jurnal.poltektiarabunda.ac.id/index.php/jmtb/article/view/5
  16. Sutama LPSP, Arifin S, Yuliana I. Hubungan pekerjaan, paritas, dan keterampilan perawatan payudara dengan perilaku pemberian asi eksklusif. Homeostasis. 2020;3(3):385–94. Available from: https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/hms/article/view/2786
  17. Gulo HH, Novita RVT, Simbolon AR. Hubungan perawatan payudara ibu pada masa post partum dengan menyusui eksklusif di puskesmas ulu moro’o nias barat tahun 2022. Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia. 2023 ;7(1). Available from: https://ejournal.upnvj.ac.id/Gantari/article/view/5183
  18. Perintisari DH, Pramono JS, Suryani H. Pengaruh kombinasi pijat oksitosin dan jus wortel terhadap peningkatan produksi air susu ibu (ASI) pada ibu postpartum primipara. JIDAN Jurnal Ilmiah Bidan. 2023;11(1):38–48. Available from: https://ejurnal.poltekkes-manado.ac.id/index.php/jidan/article/view/2100
  19. Fitriani H, Apriliyani D, Murtiningsih. Kompres hangat payudara untuk meningkatkan kecukupan asi ibu postpartum di wilayah kerja puskesmas cimahi tengah. Jurnal Kesehatan kartika. 2020;15(1):11–7. Available from: https://ejournal.stikesjayc.id/index.php/litkartika/article/view/118
  20. Kusumawati S. Hubungan sikap dan dukungan tenaga kesehatan dengan keberhasilan pemberian asi eksklusif di wilayah puskesmas berangas kabupaten barito kuala. JKSI. 2022;6(2):116–20. Available from: https://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/jksi/article/view/295
  21. Juliati A, Pratiwi L, Akbar R. Hubungan motivasi ibu dalam pemberian asi eksklusif pada bayi di indonesia: literature review. Journal of Maternity Care and Reproductive Health. 2023;6(2):83. Available from: https://pdfs.semanticscholar.org/b243/bed9ef51ec5fe24b578b590bea2ce33029ba.pdf
  22. Wulandari MRS, Suartha IN, Dharmawati NLP. Hubungan motivasi ibu menyusui dengan keberhasilan pemberian asi eksklusif. Journal Center of Research Publication in Midwifery and Nursing. 2020;4(2):33–9. Available from: https://ejournal.binausadabali.ac.id/index.php/caring/article/view/164
  23. Jahriah N, Setiawati E, Maslani N. Hubungan motivasi ibu dengan pemberian asi eksklusif di wilayah kerja puskesmas astambul 2020. Jurnal Inovasi Penelitian. 2022;3(7):7247–54.
  24. Lauda WU. HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIWA LIMA DOBO [Undergraduate Thesis]. STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto; 2021.

Catatan

Catatan Penerbit

Penerbit PT Karya Inovasi Berkelanjutan menyatakan tetap netral sehubungan dengan buah pikiran yang diterbitkan dan dari afiliasi institusional manapun.

Pernyataan Konflik Kepentingan

Para penulis menyatakan tidak terdapat konflik kepentingan dengan pihak manapun.

Editor

Hikmawati, S.Kep., Ns., M.Kes (Program Studi Diploma III Keperawatan (Kampus Kab. Buton), Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari).

Artikel yang diterbitkan mendapatkan lisensi Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0), sehingga siapapun dan di manapun memiliki kesempatan yang sama untuk menggali khazanah ilmu pengetahuan dan meningkatkan kesempatan terhadap diskusi ilmiah.

Metrik

Metrik sedang dimuat ...

Cara Mengutip

Yuliana, M., & Utami, T. A. (2024). Motivasi perawatan payudara dengan pijat dan kompres payudara berhubungan terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di rumah sakit x. Kisi Berkelanjutan: Sains Medis Dan Kesehatan, 1(3). Diambil dari http://kisiberkelanjutan.com/index.php/smk/article/view/21