Web Analytics
Beralih ke bagian utama Beralih ke menu navigasi utama Beralih ke bagian footer website
Tabel 1 Rata-rata lama waktu penyembuhan keputihan pada kelompok intervensi dan kontrol
Artikel Orisinal
Diterbitkan: 26-11-2024

Efektivitas rebusan daun sirih (Piper betle L.) dan kunyit (Curcuma longa L.) terhadap waktu penyembuhan keputihan wanita

Program Studi Pendidikan Profesi Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara
Program Studi Sarjana Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara
Rebusan daun sirih Kunyit Keputihan wanita Piper betle L Curcuma longa L Waktu penyembuhan

Abstrak

Keputihan wanita disebabkan oleh faktor fisiologis, perilaku kebersihan, dan faktor psikologis. Pemanfaatan Piper betle L. dan Curcuma longa L. sebagai pengobatan nonfarmakologi secara umum dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas rebusan daun sirih dan kunyit untuk mengatasi keputihan pada wanita. Penelitian ini adalah eksperimen semu, penelitian dilaksanakan pada April-Agustus 2023, dan bertempat di RW 11, Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo, Kota Jakarta Timur pada 144 dengan 72 resonden kelompok intervensi, dan 72 responden kelompok kontrol yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Air rebusan daun sirih dan kunyit digunakan sebagai media pembersih area vulvogential selama 14 hari oleh kelompok intervensi, sedangkan kelompok kontrol menggunakan air bersih sebagai media pembersihan. Pada kelompok intervensi, penggunaan air rebusan mempercepat penyembuhan keputihan dengan waktu minimal 3 hari dan maksimal 5 hari. Sedangkan pada kelompok kontrol penyembuhan keputihan  minimal 7 hari dan  maksimal 8 hari. Berdasarkan uji statistik Mann-whitney dengan nilai p 0,000 < 0,05. Terdapat efektivitas rebusan daun sirih dan kunyit untuk mengatasi keputihan pada wanita di RW 11, Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo, Kota Jakarta Timur. Penggunaan air rebusan sirih dan kunyit dapat dilakukan sebagai pendamping alternatif air bersih. Sedangkan pada kasus keputihan patologis perlu penelitian lanjutan.

Penulis Korespondensi: Ummu Hanni (ummu.tuyul@yahoo.com)

Pendahuluan

Kejadian fluor albus atau keputihan disebabkan berbagai faktor, yaitu fisiologis dengan ketidakseimbangan hormon, atau faktor lain yang disebabkan oleh kebersihan area vulvogenital yang tidak bersih dari pola penggantian pembalut saat menstruasi, penggunaan celana dalam yang lembab dalam kondisi yang lama, penggunaan celana yang ketat, pola hidup yang kurang sehat, aktifitas fisik yang melelahkan, mengalami stress berat, dan penggunaan sabun pembersih kewanitaan yang berlebihan (1).

Area volvogenital atau vulva dan vagina, sangat sensitif terhadap perubahan kondisi eksternal atau internal wanita. Dari sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari wanita, pola penggunaan berbagai produk pembersih daerah kewanitaan selain berimplikasi positif juga dapat menimbulkan efek negatif. Daerah kewanitaan rentan terhadap infeksi mikrobiologi (2,3).

Suvei awal dilakukan oleh peneliti pada wanita yang mengalami keputihan bahwa mayoritas sudah mengenal pengobatan herbal dengan menggunakan rebusan daun sirih dan kunyit sebagai nonfarmakologi alternatig dalam mengatasi keputihan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas rebusan daun sirih dan kunyit untuk mengatasi keputihan pada wanita.

Metode

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen semu pada kelompok responden wanita di RW 11 Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo, Kota Jakarta Timur. Pelaksanaan penelitian pada April – Agustus 2023, dengan total sampel seluruh wanita di RW 11. Pengambilan sampel berdasarkan purposive sampling, kriteria inklusi adalah mengalami keputihan, dan bersedia mengikuti penelitian. Sejumlah 144 responden yang dibagi menjadi dua kelompok, kelompok intervensi 72 responden, dan kelompok kontrol 72 responde.

Pelaksanaan penelitian dengan menyiapkan 2 gr daun sirih (Piper betle L.), dan 2 gram kunyit (Curcuma longa L.) pada 2 liter air. Bahan tersebut direbus hingga mendidih. Pemberian air rebusan yang telah dibiarkan hangat sekitar suhu 300C, pada kelompok intervensi yaitu air rebusan digunakan sebagai media pembilasan pada area vulvogenital selama 14 hari, pembilasan dengan air rebusan Piper betle L dan Curcuma longa L dilakukan setiap hari saat membersihkan vulvogenital.

Pada kelompok kontrol, intervensi yang diberikan yaitu pembersihan area vulvogenital dengan menggunakan air bersih. Dilakukan selama 14 hari, dan setiap hari saat membersihkan vulvogenital.

Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat, untuk mengetahui perbedaan penyembuhan keputihan pada kelompok intervensi dan kontrol menggunakan uji mann-whitney dengan aplikasi statsitik SPSS versi 25.

Hasil

Variabel n Penyembuhan Keputihan
M SD Min-Max
Intervensi 144 4,18 861 3-5
Kontrol 7,13 838 7-8
Table 1. Rata-Rata Lama Waktu Penyembuhan Keputihan pada Kelompok Intervensi dan Kontrol *n = Sampel; M = Mean; SD = Standard Deviation

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa pada kelompok intervensi (diberikan rebusan daun sirih dan kunyit) pada sejumlah 72 responden dengan rata-rata waktu penyembuhan keputihan 4,18 hari (SD 0,861), minimal 3 hari dan maksimal 5 hari waktu penyembuhan. Kemudian pada kelompok kontrol(tidak diberikan rebusan daun sirih dan kunyit), penyembuhan keputihan rata – rata 7,13 standar deviation yaitu 0,838 penyembuhan keputihan minimal 7 hari dan maksimal 8 hari.

Kelompok N Mean Ranks Sum Of Ranks Asymp. Sig (2 – Talled)
Intervensi 72 36,50 2628,00 0,000
Kontol 72 108,50 7812,00
Total 144
Table 2. Hasil Uji Mann- Whitney

Pada tabel 2 dapat diketahui hasil uji mann-whitney. Perbedaan penyembuhan keputihan pada kelompok intervensi (pemberian rebusan daun sirih dan kunyit) dan kelompok kontrol (tanpa pemberian rebusan daun sirih dan kunyit) di dapatkan hasil uji mann-whitney pada kelompok intervensi memiliki rata- rata yang paling rendah yaitu mean ranks 36,50 dan sum of ranks 2628,00 dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu mean ranks 108,50 dan sum of ranks 7812,00, artinya pada kelompok intervensi di dapatkan penyembuhan keputian yang waktunya cepat. Hasil uji statistik di ketahui Asymp. Sig (2 – Talled) bernilai 0.000

Pembahasan

Penelitian tentang pemanfaatan Piper betle L. dan Curcuma longa L. pada yang diaplikasikan sebagai pengobatan nonfarmakologi telah dikaji pada berbagai bidang rumpun keilmuan kesehatan, kedoktaran, dn biomedika. Hasil penelitian ini pada kelompok intervensi yang diberikan rebusan daun sirih dan kunyit dan digunakan sebagai media pembersih area vagina mengalami penyembuhan pada hari ke 3, dan paling lama hari ke 5, uji statistik Mann-whitney 0,000 < 0,05. Pada kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan, penyembuhan keputihan pada hari ke 7 dan ke 8 (Tabel 1 & 2).

Keputihan disebabkan oleh faktor fisiologis, perilaku kebersihan, dan eksternal. Penelitian yang dilakukan oleh Ranamajaki et al. (4) bahwa terdapat hubungan dari perilaku kebersihan personal, penggunaan pantyliner, dan aktivitas fisik dengan kejadian keputihan wanita. Sedangkan penelitian Hana (5) bahwa stress psikologis menyebabkan kejadian flour albus patologis. Kajian tersebut menyiratkan bahwa keputihan diinduksi oleh berbagai faktor, dan memerlukan upaya penanganan awal secara cepat melalui penggunaan bahan nonfarmakologi.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Hidayanti & Pascawati (6) yang menggunakan air rebusan daun sirih merah sebagai media pembersih vagina, dan melakukan test bakteri apusan flour albus dengan hasil terdapat pengurangan jumlah koloni bakteri pada sebelum pemberian air rebusan daun sirih merah dan setelah pemberian. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Widayati & Wulandari (7) yang menguji pengaruh pemberian rebusan daun sirih terhadap gejala keputihan wanita, dengan hasil bahwa terdapat pengurangan gejala keputihan yaitu bau, warna, dan gatal yang ditimbulkannya.

Kunyit merupakan tanaman dalam kelompok jahe-jahean, memiliki warna khas kuning. Kandungan kimiawi utama Curcuma longa L. adalah Kurkumin atau diferuloylmethane dengan rumus kimia (1,7-bis (4-hidroksi-3-methoxyphenyl) -1,6-heptadiene-3,5-dione) yang bersifat antiinflamasi, antioksidan, antivirus, antibakteri, dan antijamur (8). Tanaman sirih memiliki daun yang berwarna hijau dan berbentuk seperti hati dengan akar yang merambat. Piper betle L. mengandung senyawa flavonoid, polyphenol, dan alkaloid yang memiliki aktivitas antivirus dan antibakteri (9).

Efek kimia yang dihasilkan dari rebusan Piper betle L. dan Curcuma longa L. menurut asumsi peneliti yaitu kandungan etanol dari bahan tersebut. Melalui metode secara sederhana tersebut telah mengekstraksi senyawa aktif nya. Kendatipun Luviana et al. (10) menegaskan bahwa metode pelarut yang digunakan pada proses ekstrasi mempengaruhi hasil ekstraksi, Ningsih et al. (11) menegaskan metode ekstaraksi tidak mempengaruhi kandungan senyawa kimia dalam tumbuhan tetapi mempengaruhi persentase ekstrak yang dihasilkan.

Kendatipun efektivitas rebusan daun sirih dan kunyit mempengaruhi lama penyembuhan keputihan, kekurangan penelitian ini adalah peneliti tidak melakukan pengkajian terhadap faktor-faktor yang menyebabkan keputihan, dan gejala keputihan wanita. Selain itu, pada kelompok intervensi, terdapat kesulitan dalam menyeragamkan jumlah kali penggunaan air rebusan sebagai media pembersih dalam satu waktu.

Kesimpulan dan Saran

Efektivitas rebusan Piper betle L. dan Curcuma longa L. pada kelompok intervensi mempercepat penyembuhan keputihan dengan waktu minimal 3 hari dan maksimal 5 hari. Sedangkan pada kelompok kontrol penyembuhan keputihan minimal 7 hari dan maksimal 8 hari. Berdasarkan uji statistik Mann-whitney dengan nilai p 0,000 < 0,05, terdapat efektivitas rebusan daun sirih dan kunyit untuk mengatasi keputihan pada wanita di RW 11, Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo, Kota Jakarta Timur. Penggunaan air rebusan sirih dan kunyit dapat dilakukan sebagai pendamping alternatif air bersih. Sedangkan pada kasus keputihan patologis perlu penelitian lanjutan.

Sumber Pustaka

1. Astuti H, Wiyono J, Candrawati E. Hubungan Perilaku Vaginal Hygiene Dengan Kejadian Keputihan Pada Mahasiswi Di Asrama Putri PSIK UNITRI Malang. Nurs News J Ilm Keperawatan [Internet]. 2018 Mar 31 [cited 2024 Aug 5];3(1). Available from: https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/831

2. Felix TC, Araújo LB de, Röder DVD de B, Pedroso R dos S. Evaluation of Vulvovaginitis and Hygiene Habits of Women Attended in Primary Health Care Units of the Family. Int J Womens Health. 2020 Jan 30;12:49.

3. Umami A, Paulik E, Molnár R, Murti B. The relationship between genital hygiene behaviors and genital infections among women: A systematic review. J Ners [Internet]. 2022 Apr 25 [cited 2024 Oct 22];17(1). Available from: https://e-journal.unair.ac.id/JNERS/article/view/34402

4. Ranamajaki NF, Argarini D, Widiastuti S. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Flour Albus pada Mahasiswi S1 Keperawatan Reguler di Universitas Nasional Jakarta Selatan. MAHESA Malahayati Health Stud J. 2024 Apr 1;4(4):1274–89.

5. Hana C. Hubungan Stres Psikososial dengan Kejadian Fluor Albus Patologis pada Santri di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Sleman [Internet] [Undergraduate thesis]. Universitas Gadjah Mada; 2017 [cited 2024 Oct 22]. Available from: https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/130295

6. Hidayanti D, Pascawati R. Rebusan Sirih Merah Mengurangi Fluor Albus Pada Remaja Putri. J Ris Kesehat Poltekkes Depkes Bdg. 2021 May 30;13(1):246–53.

7. Widayati TE, Wulandari P. Penerapan Rebusan Daun Sirih Dalam Mengatasi Keputihan Pada Remaja Di Perum Manunggal Kelurahan Kauman Kota Salatiga. J Ners Widya Husada [Internet]. 2021 Nov 30 [cited 2024 Oct 22];8(3). Available from: https://journal.uwhs.ac.id/index.php/jners/article/view/477

8. Shan CY, Iskandar Y. Studi Kandungan Kimia Dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Kunyit (Curcuma longa L.). Farmaka [Internet]. 2018 Aug 18 [cited 2024 Oct 22];16(2). Available from: http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/17610

9. Wahyuni TS, Tumewu L, Permanasari AA, Utsubo CA, Widyawaruyanti A, Hafid AF. The Phytochemistry profile of Piper betle extract and its Activity Against Hepatitis C Virus. Indones J Pharm. 2024 Mar 25;74–82.

10. Luviana A, Putri A, Reynaldi R, Rahmawati SP, Azzahra RC, Sihombing RP, et al. Pengaruh Pelarut yang Digunakan terhadap Hasil Ekstraksi Kunyit (Curcuma Longa L.). Pros Ind Res Workshop Natl Semin. 2023 Aug 1;14(1):123–7.

11. Ningsih AW, Hanifa I, Hisbiyah A. Pengaruh Perbedaan Metode Ekstraksi Rimpang Kunyit (Curcuma domestica) Terhadap Rendemen dan Skrining Fitokimia. J Pharm Care Anwar Med. 2020;2(2).

Catatan

Catatan Penerbit

Penerbit PT Karya Inovasi Berkelanjutan menyatakan tetap netral sehubungan dengan buah pikiran yang diterbitkan dan dari afiliasi institusional manapun.

Pernyataan Konflik Kepentingan

Penulis menyatakan tidak terdapat konflik kepentingan dengan pihak manapun.

Editor

Pophy Arwin, SKM., M.Kes (Puskesmas Tanah Garam, Kec. Lubuk Sikarah, Kota Solok, Sumatera Barat).

Artikel yang diterbitkan mendapatkan lisensi Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0), sehingga siapapun dan di manapun memiliki kesempatan yang sama untuk menggali khazanah ilmu pengetahuan dan meningkatkan kesempatan terhadap diskusi ilmiah.

Cara Mengutip

Hanni, U., & Yaroh, N. S. (2024). Efektivitas rebusan daun sirih (Piper betle L.) dan kunyit (Curcuma longa L.) terhadap waktu penyembuhan keputihan wanita. Kisi Berkelanjutan: Sains Medis Dan Kesehatan, 1(4). Diambil dari http://kisiberkelanjutan.com/index.php/smk/article/view/23