Abstract
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyebabkan peradangan pada salah satu atau lebih bagian saluran pernafasan, mulai dari hidung, tenggorokan, hingga paru-paru. Penyakit ini juga sering menyerang saluran pernafasan bagian atas dan bawah dan dapat berlangsung hingga 14 hari. Pengobatan ISPA dapat diperoleh secara mandiri oleh masyarakat, dan hal ini meningkatkan risiko terhadap kontraindikasi penggunaan obat. Selain pengobatan mandiri, pemeriksaan ISPA di fasilitas layanan kesehatan rawat jalan menggunakan peresepan obat antibiotik, dan obat suportif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peresepan obat pada pasien ISPA di Puskesmas Klasaman, Kota Sorong. Penelitian dilaksanakan dengan metode kuantitatif retrospektif pada bulan Agustus-Desember 2023. Kriteria acuan data yaitu resep obat pasien ISPA berdasarkan jenis kelamin, usia, terapi suportif, terapi antibiotik, serta kombinasi terapi antibiotik dan terapi suportif. Populasi penelitian yaitu seluruh resep yang diisi di Puskesmas Klasaman, Kota Sorong pada bulan Agustus–Desember 2023 dan sampel yang digunakan adalah resep pasien ISPA yang mengandung antibiotik di Puskesmas Klasaman Sorong. Sejumlah 425 kunjungan pasien dengan pemeriksaan kesehatan, dan 163 kunjungan pasien ISPA. Hasil penelitian yaitu dari 163 kunjungan dan peresepan, pasien ISPA mayoritas berjenis kelamin wanita (58,90%), dan laki-laki (41,10%). Umur pasien dari kelompok umur 5-14 (20,86%), dan umur pasien 1 tahun (4,90%). Pengobatan ISPA dengan Paracetamol, Ibuprofen, Chlorpheniramine maleat, Alpara, Dexametasone, Methylprednison, Vitamin C dan B-Complex adalah yang paling banyak digunakan dan masuk dalam obat suportif, sedangkan terapi antibiotik yang umum adalah amoxicillin.
Full-text of the article is available for this locale: Bahasa Indonesia.
