Web Analytics
Beralih ke bagian utama Beralih ke menu navigasi utama Beralih ke bagian footer website
Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Artikel Pengabdian Masyarakat
Diterbitkan: 09-11-2024

Peningkatan pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI melalui penyuluhan dan praktek pembuatan MP-ASI pada kelompok ibu: Pengabdian masyarakat di Desa Poni-Poniki, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara tahun 2024

Program Studi D4 Gizi dan Dietetika, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kendari
Program Studi Diploma 3 Gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kendari
Program Studi Diploma 4 Gizi dan Dietetika, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kendari
Program Studi Diploma 3 Gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kendari
Program Studi Diploma 4 Gizi dan Dietetika, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kendari
Program Studi Diploma 3 Gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kendari
Program Studi Diploma 3 Gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kendari
Program Studi Diploma 4 Gizi dan Dietetika, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kendari
Peningkatan pengetahuan Pemberian MP-ASI Ibu Penyuluhan kesehatan

Abstrak

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas kegiatan penyuluhan tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang praktik pemberian MP-ASI yang tepat. Pengabmas dilaksanakan dengan melibatkan 30 ibu dengan berbagai latar belakang demografi di Desa Poni-poniki, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara. Metode penyuluhan dengan menggunakan strategi ceramah interaktif, diskusi kelompok, demonstrasi praktik langsung, serta evaluasi menggunakan prates dan pascates. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sebelum kegiatan penyuluhan (prates), sebanyak 40% dari peserta memiliki pengetahuan baik tentang MP-ASI, sedangkan 30% memiliki pengetahuan cukup dan 30% lagi memiliki pengetahuan kurang. Setelah kegiatan penyuluhan (pascates), terjadi peningkatan yang signifikan dalam kategori pengetahuan baik menjadi 67.5%, sementara pengetahuan cukup menurun menjadi 20% dan pengetahuan kurang menjadi 12.5%. Kesimpulan dari pengabdian ini adalah kegiatan penyuluhan tentang MP-ASI secara signifikan meningkatkan pengetahuan ibu, terutama dalam hal pemahaman tentang pentingnya dan cara pemberian MP-ASI yang benar. Rekomendasi berdasarkan temuan ini adalah untuk terus mengimplementasikan kegiatan penyuluhan dengan pendekatan yang partisipatif dan interaktif, serta memperluas cakupan untuk mencapai lebih banyak ibu di komunitas dengan latar belakang demografi yang beragam.

Penulis korespondensi: Suriana Koro (suriana.koro@gmail.com).

Pendahuluan

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi selain ASI yang diberikan pada anak berusia 6 hingga 24 bulan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Pemberian makanan tambahan yang bergizi pada periode ini sangatlah penting untuk menyediakan kebutuhan terhadap gizi dan menopang tumbuh dan kembang anak (1).

Kebutuhan gizi anak terus meningkat selama masa tumbuh kembang. Anak membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang, tidak hanya dari ASI tetapi juga dari MP-ASI. Pemberian MP-ASI yang tepat membantu mencukupi kebutuhan nutrisi anak untuk menjaga status gizi baik (2,3). Berdasarkan hasil penelitian Shobah & Rokhaidah bahwa MP-ASI yang diberikan dapat berupa MP-ASI lokal dan MP-ASI instan, dan kedua jenis tersebut berhubungan dengan status gizi baik anak (4).

Pemberian MP-ASI tidak serta merta tanpa pengawasan dan bimbingan. Sebagai makanan pendamping, MP-ASI memerlukan panduan dari tenaga kesehatan agar dapat memaksimalkan manfaat nutrisi yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian Akhfar et al. yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Lawele Kabupaten Buton bahwa persentase ibu yang memberikan MP-ASI secara dini kepada Balita sebanyak 73,13% (5). Karena itu, petugas kesehatan perlu melakukan penyuluhan dan pelatihan secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan ibu dalam memberikan makanan pendamping (3).

Hasil penelitian Fatimawati et al. menunjukkan bahwa edukasi kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu usia subur tentang pemberian MP-ASI (6). Selanjutnya penelitian dari Akhfar et al. & Septiani et al. juga menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan dan demonstrasi pembuatan MP-ASI dapat meningkatkan pengetahuan dan praktik ibu dalam pemberian MP-ASI (3,5).

Tim pengabdian masyarakat melakukan pengumpulan data melalui kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dari praktik kerja lapangan gizi Poltekkes Kemenkes Kendari. Berdasarkan analisis situasi yang didapatkan oleh tim pengabdian masyarakat, permasalahan pada mitra adalah kurangnya informasi yang didapatkan orangtua mengenai kebutuhan asupan MP-ASI anak. Informasi yang tidak lengkap dan tepat dapat menyebabkan pemberian MP-ASI yang tidak tepat dari segi komposisi maupun cara pemberiannya.

Berdasarkan hal tersebut, pengabdian masyarakat ini dapat menjadi solusi mengatasi kesenjangan informasi kesehatan dari sumber terverifikasi dan terpercaya melalui penyuluhan kesehatan kepada ibu mengenai pentingnya pemberian MP-ASI yang tepat dan praktek pembuatan MP-ASI.

Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kendari, yang terangkai dengan praktek lapangan mahasiswa gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kendari. Pengabmas dilaksanakan pada 29 Mei 2024 dengan sasaran utama adalah para ibu di Desa Poni-poniki, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara, dengan total peserta 30 orang.

Pelaksanaan Pengabmas diawali dengan penyusunan rencana kegiatan penyuluhan kesehatan yang mencakup bahan materi, metode penyuluhan, dan media alat bantu yang digunakan.

Pelaksanaan penyuluhan dilakukan dalam tahapan berikut.

  • Pendahuluan: Membuka sesi dengan perkenalan dan penjelasan singkat tentang tujuan penyuluhan.
  • Penyampaian materi: Menggunakan metode ceramah interaktif yang didukung oleh media visual seperti salindia presentasi dan video edukasi. Materi yang diberikan di antaranya pengertian singkat MPASI, syarat MPASI, dampak pemberian MPASI, manfaat MPASI, prinsip pemberian MPASI berdasarkan usia bayi dan pemilihan bahan MPASI. Menyediakan materi cetak brosur dan leaflet yang berisi informasi tentang pentingnya MP-ASI dan panduan praktis pemberian MP-ASI.
  • Diskusi kelompok: Memfasilitasi diskusi kelompok kecil untuk mendiskusikan pengalaman dan tantangan yang dihadapi ibu-ibu dalam pemberian MP-ASI. Menggunakan teknik brainstorming untuk mencari solusi bersama.
  • Praktek langsung: Demonstrasi cara pembuatan MP-ASI yang sehat dan bergizi. Mengajak peserta untuk berpartisipasi dalam praktek pembuatan MP-ASI.
  • Evaluasi kegiatan: Menggunakan prates dan pascates untuk mengukur kognitif pengetahuan peserta pada sebelum dan sesudah kegiatan. Sejumlah 15 pertanyaan tentang pengertian singkat MPASI, syarat MPASI, dampak pemberian MPASI, manfaat MPASI, prinsip pemberian MPASI berdasarkan usia bayi dan pemilihan bahan MPASI.

Analisis data hasil Pengabmas yaitu data evaluasi pengetahuan peserta dikategorikan dalam pengetahuan baik (total skor 70-100), cukup (total skor 40-69), dan kurang (total skor 10-39). Data dipersentase, dan disajikan dalam tabel dan grafik.

Hasil dan Pembahasan

Kegiatan penyuluhan dan praktek pembuatan MP-ASI terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan. Hasil menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan peserta tentang pemberian MP-ASI melalui pelaksanaan Pengabmas dengan penyuluhan kesehatan dan praktek pembuatan MP-ASI. Sebagian besar responden (67,5%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik setelah kegiatan.

Kategori Pengetahuan Pretest (%) Pretest (jumlah) Postest (%) Postest (jumlah)
Baik 40% 12 67,5% 20
Cukup 30% 9 20% 6
Kurang 30% 9 12,5% 4
Table 1. Hasil Prates dan Pascates Pengabdian Masyarakat

Figure 1. Grafik Kategori Pengetahuan Peserta pada Pascates

Adanya peningkatan dalam kategori pengetahuan baik, dari 40% (12 peserta) sebelum kegiatan menjadi 67.5% (20 peserta) setelah kegiatan. Ini menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan dan praktek pembuatan MP-ASI sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang MP-ASI. Tingkat pengetahuan cukup menurun dari 30% (9 peserta) menjadi 20% (6 peserta). Tingkat pengetahuan kurang menurun dari 30% (9 peserta) menjadi 12.5% (4 peserta).

Figure 2. Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat

Setelah kegiatan penyuluhan adanya peningkatan pengetahuan ibu, hal ini terlihat dari hasil pascates yang menunjukkan bahwa banyak ibu-ibu yang beralih ke kategori pengetahuan baik. Hal ini mengindikasikan bahwa metode penyuluhan yang digunakan efektif dalam mengedukasi ibu-ibu tentang pentingnya dan cara pemberian MP-ASI yang benar.

Metode pelaksanaan penyuluhan kesehatan yaitu penyampaian materi, diskusi kelompok, dan praktik langsung. Secara keilmuan, metode ini meningkatkan pengetahuan peserta lebih efektif dibanding dengan hanya dengan metode ceramah. Penelitian di Desa Bantarjaya juga menggunakan metode pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan, yang kemudian diharapkan ibu hamil dapat berdaya diri mengatasi keluhan sulit tidur (7).

Pemberian edukasi kesehatan kepada ibu dapat menggunakan media tambahan seperti booklet atau aplikasi android untuk mempermudah penyampaian pesan (8). Penelitian yang dilakukan oleh Sayekti et al. bahwa edukasi pranatal secara online melalui aplikasi menjadi faktor penunjang pelayanan kesehatan yang lebih baik (8). Peningkatan pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI dapat dilakukan melalui penyuluhan kesehatan dan praktik pembuatan MP-ASI.

Masa periode emas anak yang mencakup seribu hari pertama kehidupan mulai dari konsepsi hingga usia dua tahun adalah fase krusial dalam perkembangan. Pada periode ini, pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak terjadi dengan sangat cepat dan menjadi fondasi untuk kesehatan dan kemampuan belajar sepanjang hidup (9,10). Oleh karena itu, pemenuhan nutrisi yang optimal sangat penting (11). Pengetahuan ibu tentang pemanfaatan makanan pendamping Air Susu Ibu (ASI) yang baik merupakan salah satu kunci utama untuk mencegah stunting dan memastikan anak mencapai potensi maksimal dalam masa ini (3,12).

Tidak hanya kuantitas, tetapi kualitas MP-ASI juga sangat penting. Makanan yang aman, bergizi, dan sesuai dengan kebutuhan usia anak akan membantu dalam pencegahan berbagai penyakit, mendukung perkembangan otak yang optimal (11), dan mencapai status gizi yang mendukung tumbuh kembang anak (13).

Pengetahuan ibu tentang pemanfaatan MP-ASI yang baik sangat penting untuk mencapai status gizi baik anak, dan mencegah risiko yang timbul dari pemberian MP-ASI yang tidak sesuai panduan. Edukasi yang menyeluruh dan dukungan dari tenaga kesehatan dapat memastikan bahwa ibu memiliki informasi yang diperlukan untuk menyediakan nutrisi yang optimal bagi anak mereka.

Pentingnya pengetahuan yang memadai bagi para ibu tentang pemberian MP-ASI. Melalui Pengabmas ini, peserta dari kalangan ibu-ibu meningkat pengetahuannya tentang pemberian MP-ASI, dan diperkenalkan pula cara pengolahan bahan untuk pembuatan MP-ASI.

Implikasi Praktis

Pengabdian masyarakat dengan metode penyuluhan kesehatan melalui penyampaian materi, diskusi kelompok, dan praktik langsung pembuatan MP-ASI meningkatkan pengetahuan ibu. Kegiatan penyuluhan pemanfaatan MP-ASI perlu dilakukan secara berkala oleh Puskesmas agar dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu terhadap perawatan anak dan terutama pemberian MP-ASI.

Sumber Pustaka

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Memberi Makan pada Bayi: Kapan, Apa, dan Bagaimana? [Internet]. 2016 [cited 2024 Oct 29]. Available from: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana

2. Ramdanis LG. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif, Pola Asuh Ibu dan Peran Bidan dengan Pertumbuhan Bayi 6-24 Bulan: The Relationship of Exclusive Breastfeeding, Maternal Parenting and the Role of Midwives with the Growth of Infants 6-24 Months. J Interprofesi Kesehat Indones. 2022 Sep 8;1(4):149–55.

3. Septiani W, Nurhapipa N, Kartilian F. “Optimalisasi Pertumbuhan Anak Melalui Pelatihan Mengolah Dan Menerapkan Pola Pemberian MP-ASI”.: ASI dan MP-ASI. J Pengabdi Kesehat Komunitas. 2022 Dec 24;2(3):198–209.

4. Shobah A, Rokhaidah. Hubungan Pemberian MP-ASI dengan Status Gizi Bayi 6-24 Bulan. Indones J Health Dev. 2021;3(1):201–8.

5. Akhfar K, Arfiani A, Trisnawati T. Gambaran Pemberian Mp-Asi Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Lawele Kabupaten Buton. JMNS. 2022 Feb 11;3(2):28–34.

6. Iis Fatimawati, Diyah Arini, Puji Hastuti, Dwi Ernawati, Qori’ Ila Saidah, Astrida Budiarti, et al. Edukasi Kesehatan Untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian MP ASI pada Bayi dan Balita di Kelurahan Sukolilo Surabaya. Semin Nas Pengabdi Kpd Masy 2021. 2022 Apr 22;1(1):565–74.

7. Rohmah HNF. Pelatihan Teknik Peningkatan Kualitas Tidur Pada Kader Kesehatan Di Desa Bantarjaya. Selaparang J Pengabdi Masy Berkemajuan. 2023 Mar 10;7(1):414.

8. Sayekti WN, Syafruddin Syarif, Ahmad M, Etty Nurkhayati, Siti Suciati. Media Edukasi Tanda Bahaya Kehamilan Berbasis Android Untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu Hamil. Oksitosin J Ilm Kebidanan. 2020 Aug 31;7(2):76–86.

9. Gualtieri S, Finn AS. The Sweet Spot: When Children’s Developing Abilities, Brains, and Knowledge Make Them Better Learners Than Adults. Perspect Psychol Sci. 2022 Sep 1;17(5):1322–38.

10. Neumann D, Peterson ER, Underwood L, Morton SMB, Waldie KE. The development of cognitive functioning indices in early childhood. Cogn Dev. 2021 Oct 1;60:101098.

11. Kozioł-Kozakowska A. Adequate Nutrition in Early Childhood. Children. 2023 Jun 30;10(7):1155.

12. Fatmawati Y, Winarsih BD, Nur HA. The Analysis of Factors Influencing Exclusive Breastfeeding Given by Working Mothers. South East Asia Nurs Res. 2020;

13. Syahrin MA, Hadju V, As’Ad S. Pola Pemberian Asi Dan Pemberian Mpasi Dengan Status Gizi Anak Usia 12-23 Bulan. J Ris Kesehat Poltekkes Depkes Bdg. 2020 Oct 30;12(2):335–9.

Catatan

Catatan Penerbit

Penerbit PT Karya Inovasi Berkelanjutan menyatakan tetap netral sehubungan dengan buah pikiran yang diterbitkan dan dari afiliasi institusional manapun.

Pernyataan Konflik Kepentingan

Para penulis menyatakan tidak terdapat konflik kepentingan dengan pihak manapun.

Editor

Dr. Intan Ria Nirmala, SP., M.Gizi (Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Kendari).

Artikel yang diterbitkan mendapatkan lisensi Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0), sehingga siapapun dan di manapun memiliki kesempatan yang sama untuk menggali khazanah ilmu pengetahuan dan meningkatkan kesempatan terhadap diskusi ilmiah.

Cara Mengutip

Koro, S., Petrus, P., Fatmawati, F., Ahmad, A., Astati, A., Gani, K., Kusumawati, E., & Kasmawati, K. (2024). Peningkatan pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI melalui penyuluhan dan praktek pembuatan MP-ASI pada kelompok ibu: Pengabdian masyarakat di Desa Poni-Poniki, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara tahun 2024. Kisi Berkelanjutan: Sains Medis Dan Kesehatan, 1(4). Diambil dari http://kisiberkelanjutan.com/index.php/smk/article/view/26 (Original work published 31 Oktober 2024)