Abstrak
Pendahuluan
Komponen aktif dalam kunyit asam seperti zat curcuminoid dan minyak atsiri diketahui memiliki sifat antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kunyit asam untuk mengatasi keputihan pada wanita Di Puskesmas Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor.
Metode
penelitian Quasy eksperimen dengan kelompok intervensi dan kontrol Variabel independen dalam penelitian ini adalah rebusan kunyit asam dan variabel dependennya adalah mengatasi keputihan. Total reponden dalam penelitian ini adalah 100 responden yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 50 responden kelompok intervensi dan 50 responden kelompok kontrol.
Hasil
Hasil uji statistik di ketahui Asymp. Sig (2 – Talled) bernilai 0.000, karena 0.000 < 0.05 maka dapat di simpulkan bahwa hipotesis di terima. Artinya Ada Efektivitas Kunyit Asam Untuk Mengatasi Keputihan Pada Wanita Di Puskesmas Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor.
Kesimpulan dan Saran
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi wanita yang mengalami keputihan untuk pemberian kunyit asam sebagai pengobatan non farmakologi dalam mengatasi keputihan.
Pendahuluan
Keputihan merupakan adanya sekresi yang keluar atau cairan selain darah berlebihan dan tidak sewajarnya dari lubang vagina. Keputihan bisa terjadi baik secara normal (fisiologis) maupun abnormal (patologis) Faktor pencetus keputihan dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur parasit, ataupun virus serta kurangnya kebersihan pada alat genetalia terutama vagina. Hal ini seperti jarang mengganti celana dalam maupun mengganti pembalut saat menstruasi, perawatan pada saat menstruasi yang kurang tepat, dan menggunakan celana yang tidak mudah untuk diserap keringat, serta hubungan seksual yang tidak sehat (1).
Pada area vagina terdapat pertumbuhan flora normal seperti lactobacillus sp dan flora normal lainnya, jika flora normal pada vagina terganggu pH pada vagina akan menjadi basa > 4,5 yang dapat mengakibatkan pertumbuhan mikroorganisme seperti parasite, bakteri, maupun jamur yang akan menyebabkan infeksi pada area vagina (2).
Faktor pencetus keputihan dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor infeksi dan faktor non-infeksi. Faktor infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, ataupun virus. Sedangkan faktor non-infeksi disebabkan oleh kurang bersihnya daerah vagina, masuknya benda asing, jarang mengganti celana dalam maupun pembalut saat menstruasi, perawatan saat menstruasi yang kurang benar, dan penggunaan celana yang tidak menyerap keringat (1,2). Keputihan patologis yang tidak ditangani dengan baik akan dapat menimbulkan berbagai penyakit dan akan berujung fatal yaitu kemandulan, kehamilan diluar uterus, dan sebagai gejala awal kanker serviks (3).
Suvey awal yang dilakukan oleh peneliti pada wanita yang mengalami keputihan pada wilayah kerja Di Puskesmas Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor didapatkan ada 4 orang dengan menyatakan bahwa dalam pemberian kunyit asam sudah diketahui karena pengobatan ini sudah diketahui secara turun menurun (4). Dalam pengobatan hal ini dilakukan selama 7 hari dengan di lakukan eksperimen di awal pada 4 orang wanita yang mengalami keputihan dengan cara Kunyit asam yang diberikan sebanyak 200ml yang di konsumsi setiap hari dengan cara pembuatan 150 gram kunyit , 80 gram asam jawa, 130 gram gula jawa, 80 gram gula pasir, sepucuk sendok teh garam dan air 2 liter direbus dan di saring dan diminum 2 kali sehari secara rutin. Pada hari ke 8 didaparkan informasi pada wanita yang mengalami keputihan bahwa kesembuhan keputihan dirasakan sebelum 7 kali dengan bervariasi kesembuhan keputihannya.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan ingin mengetahui khasiat kunyit asam dan waktu penyembuhan selama konsumsi kunyit asam tersebut pada wanita Di Puskesmas Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor.
Metode
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas kunyit asam untuk mengatasi keputihan pada wanita di Puskesmas Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor selama 5 bulan terhitung April sampai Agusutus 2023. Penelitian ini merupakan penelitian Quasy eksperimen dengan kelompok intervensi dan kontrol Variabel independen dalam penelitian ini adalah rebusan kunyit asam dan variabel dependennya adalah mengatasi keputihan. Total reponden dalam penelitian ini adalah 100 responden yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 50 responden kelompok intervensi dan 50 responden kelompok kontrol yang diambil dengan cara purposive sampling. dengan cara kunyit asam yang diberikan sebanyak 200ml yang di konsumsi setiap hari dengan cara pembuatan 150 gram kunyit , 80 gram asam jawa, 130 gram gula jawa, 80 gram gula pasir, sepucuk sendok teh garam dan air 2 liter direbus dan di saring.Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat, untuk mengetahui perbedaan penyembuhan keputihan kelompok intervensi dengan kontrol menggunakan uji mann-whitney statsitik SPSS versi 25
Hasil
Variabel | n | Penyembuhan Keputihan | ||
---|---|---|---|---|
M | SD | Min-Max | ||
Intervensi | 100 | 5,84 | 1,149 | 5-8 |
Kontrol | 7,50 | 0,505 | 7-8 |
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa, pada kelompok intervensi (diberikan kunyit asam) berjumlah 50 responden di dapatkan penyembuhan keputihan rata-rata 5,84, standar deviation yaitu 1,149, penyembuhan keputihan minimal 5 hari dan maksimal 8 hari.Kemudian pada kelompok kontrol (tidak diberikan kunyit asam) berjumlah 50 responden di dapatkan penyembuhan keputihan rata – rata 7,50 standar deviation yaitu 0,505 penyembuhan keputihan minimal 7 hari dan maksimal 8 hari.
Kelompk | N | Mean Ranks | Sum Of Ranks | Asymp. Sig (2-Talled) |
---|---|---|---|---|
Intervensi | 50 | 32,75 | 1637,50 | 0,000 |
Kontol | 50 | 68,25 | 3412,50 |
Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa perbedaan penyembuhan keputihan pada kelompok intervensi (pemberian kunyit asam) dan kelompok kontrol (tanpa pemberian kunyit asam) di dapatkan hasil uji mann whitney pada kelompok intervensi memiliki rata- rata yang paling rendah yaitu mean ranks 32,75 dan sum of ranks 1637,50 dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu mean ranks 68,25 dan sum of ranks 3412,50, artinya pada kelompok intervensi di dapatkan penyembuhan keputian yang waktunya cepat. Hasil uji statistik di ketahui Asymp. Sig (2 – Talled) bernilai 0.000.
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi (diberikan kunyit asam) berjumlah 50 responden didapatkan penyembuhan keputihan rata-rata 5,84, standar deviation yaitu 1,149, penyembuhan keputihan minimal 5 hari dan maksimal 8 hari. Kemudian pada kelompok kontrol (tidak diberikan kunyit asam) berjumlah 50 responden di dapatkan penyembuhan keputihan rata-rata 7,50 standar deviation yaitu 0,505 penyembuhan keputihan minimal 7 hari dan maksimal 8 hari.
Jamu kunyit asam adalah salah satu jamu yang dapat diminum dalam keadaan segar. Bahan baku jamu kunyit asam ialah kunyit dan buah asam masak. Selain itu bisa juga ditambahkan gula jawa, sirih, dan jeruk nipis untuk khasiat jamu kunyit asam. Jamu kunyit asam memiliki rasa manis asam segar dengan warna kuning kecoklatan serta aroma khas kunyit (4). Secara alami memang kunyit dipercaya mempunyai kandungan bahan aktif yang dapat berfungsi sebagai antioksidan, antiperadangan, dan antibakteri. Begitu pula asam (asam jawa) yang mengandung vitamin C sebagai pelindung utama tubuh dari berbagai ancaman bakteri, kuman, dan virus yang dapat menyebabkan penyakit (5).
Salah satu jamu yang diminum dalam keadaan segar adalah jamu kunyit asam. Jamu kunyit asam disebut juga jamu segar-segaran yang digunakan untuk menyegarkan tubuh. Jamu kunyit asam bermanfaat untuk mengatasi panas dalam, sariawan, dan membuat perut menjadi dingin (4). Bahan baku jamu kunyit asam adalah kunyit dan buah asam masak. Gula jawa digunakan sebagai pemanis. Secara alamiah memang kunyit dipercaya memiliki kandungan bahan aktif yang dapat berfungsi sebagai analgetika, antipiretika, dan antiinflamasi (6–9).
Kunyit asam adalah istilah yang merujuk pada campuran dua bahwa utama kunyit dan asam (4). Kunyit adalah akar tanaman termasuk dalam bentuk seperti jahe- jahean yang memiliki warna orange dan kunyit memiliki rasa pahit serta memiliki kandungan anti inflamasi dan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan. Sedangkan asam yang di gunakan dalam membuat kunyit asam seperti belimbing wuluh atau buah- buahan yang memberikan rasa asam yang biasa di gunakan dengan asam jawa
Hasil uji statistik di ketahui Asymp. Sig (2 – Talled) bernilai 0.000, karena 0.000 < 0.05 maka dapat di simpulkan bahwa hipotesis di terima. Artinya Ada Efektivitas Kunyit Asam Untuk Mengatasi Keputihan Pada Wanita Di Puskesmas Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor.
Selain itu penelitian ini juga memiliki hasil yang sama dengan penelitian Ulfa yang menyatakan analisa uji statistic dengan menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan nilai pvalue 0,000 ≤ α 0,05 menunjukan adanya pengaruh antara minuman kunyit asam pada kedua kelompok (10). Uji statistic dengan menggunakan Mann Whitney U-Test didapatkan nilai 0,000 ≤ α 0,05 menunjukan adanya perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dalam perubahan skala nyeri pada siswi kelas 8 dengan disminore primer.
Berdasarkan hasil penelitian yang memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya, maka peneliti berpendapat bahwa kunyit asam merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dapat dijadikan pengobatan dalam mengatasi keputihan.
Kesimpulan dan Saran
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kunyit asam pada kelompok intervensi (50 responden) mempercepat penyembuhan keputihan dengan rata-rata waktu penyembuhan 5,84 hari dibandingkan kelompok kontrol yang tidak diberikan kunyit asam, dengan rata-rata waktu penyembuhan 7,50 hari. Uji statistik menunjukkan nilai Asymp. Sig (2-Tailed) sebesar 0.000, yang lebih kecil dari 0.05, sehingga hasil ini signifikan secara statistik dan hipotesis diterima. Oleh karena itu, kunyit asam dapat dipertimbangkan sebagai intervensi efektif dalam pengobatan keputihan pada remaja putri. Diperlukan edukasi kepada masyarakat dan tenaga kesehatan mengenai manfaat kunyit asam, serta penelitian lanjutan untuk mengeksplorasi mekanisme kerjanya dan memastikan temuan ini dapat direplikasi dalam populasi yang lebih besar. Pemerintah dan institusi kesehatan juga perlu mendukung pengembangan pengobatan tradisional yang berbasis bukti ilmiah, serta menyediakan akses yang lebih luas terhadap pengobatan tersebut.
Sumber Pustaka
1. Putri AA, Kusumawardhani PA, Cholifah S. The Relationship between Personal Hygiene Behavior with Vaginal Discharge in Young Women : Jurnal Kebidanan Midwiferia. 2021 Mar 29;7(1):1–8.
2. Sim M, Logan S, Goh LH. Vaginal discharge: evaluation and management in primary care. Singapore Med J. 2020 Jun;61(6):297–301.
3. da Fonseca TMMV, Cesar JA, Mendoza-Sassi RA, Schmidt EB. Pathological Vaginal Discharge among Pregnant Women: Pattern of Occurrence and Association in a Population-Based Survey. Obstet Gynecol Int. 2013;2013:590416.
4. Kurniawan FY, Jalil M, Purwantoro A, Daryono BS, Purnomo. Jamu Kunir Asem: Ethnomedicine Overview by Javanese Herbal Medicine Formers in Yogyakarta. J Jamu Indo. 2021 Mar 31;6(1):8–15.
5. Cahya D, Prabowo H. Standarisasi Spesifik dan Non-spesifik dan Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.). Jurnal Farmasi Udayana. 2019 Jul 27;8(1):29–29.
6. Mun SH, Joung DK, Kim YS, Kang OH, Kim SB, Seo YS, et al. Synergistic antibacterial effect of curcumin against methicillin-resistant Staphylococcus aureus. Phytomedicine. 2013 Jun 15;20(8):714–8.
7. Boarescu I, Pop RM, Boarescu PM, Bocșan IC, Gheban D, Râjnoveanu RM, et al. Anti-Inflammatory and Analgesic Effects of Curcumin Nanoparticles Associated with Diclofenac Sodium in Experimental Acute Inflammation. International Journal of Molecular Sciences. 2022 Jan;23(19):11737.
8. Urošević M, Nikolić L, Gajić I, Nikolić V, Dinić A, Miljković V. Curcumin: Biological Activities and Modern Pharmaceutical Forms. Antibiotics (Basel). 2022 Jan 20;11(2):135.
9. Hussain Y, Alam W, Ullah H, Dacrema M, Daglia M, Khan H, et al. Antimicrobial Potential of Curcumin: Therapeutic Potential and Challenges to Clinical Applications. Antibiotics (Basel). 2022 Feb 28;11(3):322.
10. ULFA NB. PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN KUNYIT ASAM TERHADAP PERUBAHAN SKALA NYERI PADA SISWI KELAS VIII DENGAN DISMINORE PRIMER DI MTsN 6 MADIUN [Internet] [Undergraduate thesis]. STIKES BHAKTI HUSADA MULIA; 2018. Available from: https://repository.stikes-bhm.ac.id/283/
Catatan
Catatan Penerbit
Penerbit PT Karya Inovasi Berkelanjutan menyatakan tetap netral sehubungan dengan buah pikiran yang diterbitkan dan dari afiliasi institusional manapun.
Pernyataan Konflik Kepentingan
Penulis menyatakan tidak terdapat konflik kepentingan dengan pihak manapun.
Editor
Nur Siti Yaroh, S.Si.T., M.Kes. (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara).
Artikel yang diterbitkan mendapatkan lisensi Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0), sehingga siapapun dan di manapun memiliki kesempatan yang sama untuk menggali khazanah ilmu pengetahuan dan meningkatkan kesempatan terhadap diskusi ilmiah.