Abstract
Introduction and Methods
The Student-Centered Learning (SCL) method is a learning approach that positions students as active participants in the learning process. This study aimed to examine the effect of implementing the SCL method in the Nursing Management course in the Undergraduate Nursing Program.
A quasi-experimental design with a one-group pretest–posttest design was employed, involving 144 students as respondents. The respondents were divided into five groups across different levels. During the Nursing Management course, each group received learning through SCL methods based on role-play and simulation in accordance with the course topics. In the first week, a pretest using a learning motivation questionnaire was administered to assess the respondents’ initial conditions. After the completion of the course series, a posttest using the same instrument was conducted in the final week to measure changes in learning motivation. Data were collected using a validated questionnaire and analyzed through frequency distribution.
Results
The findings revealed that the majority of respondents were female (76.39%) and perceived the implementation of the SCL method as fairly effective in enhancing understanding, skills, and active participation in the learning process.
Conclusion and Recommendations
These findings are consistent with previous studies indicating that the SCL method can improve learning independence, critical thinking skills, and students’ communication abilities. However, challenges remain in its implementation, particularly concerning the readiness of lecturers and students to manage time and learning resources. Therefore, the SCL method can be considered a relevant learning strategy to enhance the quality of nursing education, although continuous support in the form of training and periodic evaluation is necessary.
Pendahuluan
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan mahasiswa dalam mencapai kompetensi akademik, khususnya pada pendidikan keperawatan yang menuntut kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik (1). Pada proses pembelajaran di perguruan tinggi kesehatan, motivasi tidak hanya berperan dalam meningkatkan pemahaman konsep, tetapi juga dalam membentuk keterampilan profesional yang akan diterapkan dalam praktik keperawatan. Oleh karena itu, diperlukan metode pembelajaran yang mampu mendorong mahasiswa untuk lebih aktif, mandiri, dan bertanggung jawab terhadap proses belajarnya.
Salah satu pendekatan yang banyak dikembangkan dalam pendidikan tinggi adalah Student Centered Learning (SCL). Metode ini menekankan pada peran aktif mahasiswa dalam membangun pengetahuan melalui diskusi, pemecahan masalah, refleksi, serta kolaborasi dengan dosen sebagai fasilitator (2). Dalam konteks mata kuliah Manajemen Keperawatan, penerapan SCL dipandang relevan karena mata kuliah ini menuntut mahasiswa untuk menguasai konsep manajerial, berpikir kritis, serta mengintegrasikan teori dengan praktik pelayanan kesehatan (3,4). Dengan demikian, SCL berpotensi meningkatkan motivasi belajar sekaligus mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan manajemen di lingkungan kerja keperawatan.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, studi deskriptif historis yang dilakukan oleh Rejeki et al. (5)menunjukkan bahwa penggunaan metode SCL pada mata kuliah Manajemen Keperawatan dapat menciptakan pembelajaran yang lebih efektif karena mahasiswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan terlibat dalam proses pembelajaran. Temuan tersebut sejalan dengan penelitian oleh Indriyani et al. (6)yang menemukan bahwa penerapan metode SCL berhubungan dengan peningkatan motivasi belajar mahasiswa keperawatan, terutama dalam hal kemandirian belajar, keterlibatan aktif, dan kemampuan menyelesaikan tugas secara kolaboratif. Kedua penelitian ini mengindikasikan bahwa SCL tidak hanya berpengaruh terhadap hasil belajar, tetapi juga terhadap faktor internal mahasiswa, yaitu motivasi.
Berdasarkan landasan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menguji bagaimana penerapan metode Student Centered Learning memengaruhi motivasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Manajemen Keperawatan. Dengan menggunakan pendekatan kuasi eksperimen, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran empiris mengenai efektivitas metode SCL dalam meningkatkan motivasi belajar, sekaligus memperkuat bukti ilmiah mengenai kontribusi SCL dalam pendidikan keperawatan.
Metode
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest design. Desain ini dipilih untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Student Centered Learning (SCL) melalui pendekatan roleplay dan simulation terhadap motivasi belajar mahasiswa.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung pada bulan April–Mei 2025.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan tingkat II dan III yang mengikuti mata kuliah Manajemen Keperawatan, dengan jumlah total 144 orang (82 mahasiswa tingkat II dan 62 mahasiswa tingkat III). Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling, sehingga seluruh populasi dijadikan sampel penelitian.
Prosedur Penelitian
Responden dibagi menjadi lima kelompok pada masing-masing tingkat. Selama perkuliahan Manajemen Keperawatan, setiap kelompok memperoleh pembelajaran dengan metode SCL berbasis roleplay dan simulation sesuai dengan topik perkuliahan. Pada minggu pertama dilakukan pretest menggunakan kuesioner motivasi belajar untuk mengukur kondisi awal responden. Setelah rangkaian pembelajaran selesai, pada minggu terakhir dilakukan posttest dengan instrumen yang sama untuk menilai perubahan motivasi belajar.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner motivasi belajar yang diadaptasi dari Indriani et al. (1). Kuesioner terdiri dari 32 item pertanyaan yang mencakup empat aspek motivasi belajar, yaitu:
- Dorongan mencapai sesuatu (9 pertanyaan, nomor 1–9)
- Komitmen (6 pertanyaan, nomor 10–15)
- Inisiatif (9 pertanyaan, nomor 16–24)
- Optimis (8 pertanyaan, nomor 25–32)
Setiap item menggunakan skala Likert dengan empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skor untuk item favorable adalah SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1, sedangkan item unfavorable diberikan skor sebaliknya. Dengan demikian, skor total berkisar antara 32–128, yang kemudian dikategorikan menjadi motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah.
Analisis Data
Data dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif untuk menggambarkan distribusi motivasi belajar responden, serta uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk mengetahui perbedaan skor motivasi belajar sebelum dan sesudah intervensi SCL.
Hasil
| Jenis Kelamin | Frekuensi (F=144) | Persentase (%) |
|---|---|---|
| Laki-laki | 34 | 23.61% |
| Perempuan | 110 | 76.39% |
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi, responden dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak 110 orang (76,39%), sedangkan responden laki-laki berjumlah 34 orang (23,61%). Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ini dapat menunjukkan bahwa mayoritas hasil penelitian merepresentasikan pengalaman dan kondisi responden perempuan.
| Aspek Motivasi | Kategori | Pre n (%) | Post n (%) |
|---|---|---|---|
| Dorongan Mencapai Sesuatu | Tinggi | 30 (20,8%) | 46 (31,9%) |
| Sedang | 85 (59,0%) | 81 (56,3%) | |
| Rendah | 29 (20,2%) | 17 (11,8%) | |
| Komitmen | Tinggi | 9 (6,3%) | 14 (9,7%) |
| Sedang | 110 (76,4%) | 116 (80,6%) | |
| Rendah | 25 (17,3%) | 14 (9,7%) | |
| Inisiatif | Tinggi | 18 (12,5%) | 28 (19,5%) |
| Sedang | 104 (72,2%) | 105 (72,9%) | |
| Rendah | 22 (15,3%) | 11 (7,6%) | |
| Optimis | Tinggi | 4 (2,8%) | 7 (4,9%) |
| Sedang | 55 (38,2%) | 67 (46,5%) | |
| Rendah | 85 (59,0%) | 70 (48,6%) |
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar mahasiswa setelah penerapan metode Student Centered Learning (SCL) pada mata kuliah Manajemen Keperawatan. Pada aspek dorongan mencapai sesuatu, kategori tinggi meningkat dari 20,8% menjadi 31,9%, sedangkan kategori rendah menurun dari 20,2% menjadi 11,8%. Aspek komitmen juga menunjukkan peningkatan, dimana kategori tinggi naik dari 6,3% menjadi 9,7% dan kategori rendah menurun dari 17,3% menjadi 9,7%. Pada aspek inisiatif, kategori tinggi meningkat dari 12,5% menjadi 19,5% dan kategori rendah menurun dari 15,3% menjadi 7,6%. Sementara itu, pada aspek optimis terjadi perbaikan meskipun tidak sebesar aspek lain, dengan kategori tinggi naik dari 2,8% menjadi 4,9% serta penurunan kategori rendah dari 59,0% menjadi 48,6%.
| Aspek Motivasi | Kategori | Pre n (%) | Post n (%) | Z hitung | p-value |
|---|---|---|---|---|---|
| Dorongan Mencapai Sesuatu | Tinggi | 30 (20,8%) | 46 (31,9%) | -7,821 | 0,000 |
| Sedang | 85 (59,0%) | 81 (56,3%) | |||
| Rendah | 29 (20,2%) | 17 (11,8%) | |||
| Komitmen | Tinggi | 9 (6,3%) | 14 (9,7%) | -6,932 | 0,000 |
| Sedang | 110 (76,4%) | 116 (80,6%) | |||
| Rendah | 25 (17,3%) | 14 (9,7%) | |||
| Inisiatif | Tinggi | 18 (12,5%) | 28 (19,5%) | -7,045 | 0,000 |
| Sedang | 104 (72,2%) | 105 (72,9%) | |||
| Rendah | 22 (15,3%) | 11 (7,6%) | |||
| Optimis | Tinggi | 4 (2,8%) | 7 (4,9%) | -6,488 | 0,000 |
| Sedang | 55 (38,2%) | 67 (46,5%) | |||
| Rendah | 85 (59,0%) | 70 (48,6%) |
Hasil uji statistik Wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada seluruh aspek motivasi belajar mahasiswa sebelum dan sesudah penerapan metode Student Centered Learning (SCL) dengan nilai p-value = 0,000 (<0,05). Pada aspek dorongan mencapai sesuatu, proporsi kategori tinggi meningkat dari 20,8% menjadi 31,9% disertai penurunan kategori rendah dari 20,2% menjadi 11,8%. Aspek komitmen juga mengalami peningkatan kategori tinggi dari 6,3% menjadi 9,7% serta penurunan kategori rendah dari 17,3% menjadi 9,7%. Demikian pula aspek inisiatif menunjukkan kenaikan kategori tinggi dari 12,5% menjadi 19,5% dan penurunan kategori rendah dari 15,3% menjadi 7,6%. Pada aspek optimis, meskipun peningkatan tidak sebesar aspek lainnya, kategori tinggi bertambah dari 2,8% menjadi 4,9% dan kategori rendah menurun dari 59,0% menjadi 48,6%.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Student Centered Learning (SCL) melalui role play dan simulasi pada mata kuliah Manajemen Keperawatan memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa. Pada empat aspek =motivasi, yaitu dorongan mencapai sesuatu, inisiatif, dan komitmen, dan optimis dengan hasil terdapat peningkatan.. Aktivitas SCL memberi ruang otonomi, pengalaman autentik, serta umpan balik sejawat-dosen yang memperkuat persepsi kompetensi dan keterlibatan mahasiswa (7). Temuan ini sejalan dengan studi penerapan SCL pada mata kuliah Manajemen Keperawatan yang melaporkan keterlibatan dan keaktifan mahasiswa meningkat ketika pembelajaran dipusatkan pada mahasiswa dan dikontekstualisasikan pada skenario manajerial (8). Penelitian lainnya mengenai motivasi belajar mahasiswa keperawatan dengan metode SCL menunjukkan bahwa SCL berasosiasi dengan peningkatan motivasi, terutama pada indikator kemandirian belajar dan partisipasi aktif (9)..
Perbedaan hasil pada motivasi sebelum dan setelah penelitian yaitu memberikan mekanisme yang lebih spesifik. Dorongan mencapai sesuatu dan inisiatif cenderung yang naik, kemungkinan karena role play dan simulasi menjadi authentic tasks dan kesempatan mastery experience yang keduanya memperkuat tujuan berprestasi dan keberanian mengambil peran/risiko dalam diskusi (10). Sedangkan aspek komitmen mengindikasikan bahwa kesadaran akan tugas dan konsistensi terhadapnya membutuhkan pendukung lain, seperti penjadwalan micro-deadlines, kontrak belajar, dan diskusi tim . Optimis yang secara teoretik, optimisme yaitu efikasi diri dan harapan terhadap hasillebih sering memerlukan siklus umpan balik formatif yang berulang, debriefing reflektif pasca-simulasi, serta perancangan tantangan bertahap agar mahasiswa mengalami keberhasilan yang kumulatif (11).
Kelebihan SCL berdasarkan penelitian ini yaitu menegaskan adanya dorongan keterlibatan kognitif-afektif, mahasiswa aktif memaknai konsep manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian) melalui pengalaman peran kepala ruangan, perawat primer, atau koordinator tim, sehingga motivasi terangkat karena materi terasa relevan dengan praktik nyata (3). SCL menyediakan interaksi sosial-kolaboratif yang memperkuat dukungan sejawat dan rasa memiliki (relatedness), yang pada gilirannya memupuk inisiatif, dan SCL memberi otonomi terarah (guided autonomy) melalui peran dosen bertindak sebagai fasilitator yang merancang skenario, memandu refleksi, dan mengarahkan feedback (1,7,10)..
Keterbatasan metode dan implementasi dari penelitian yaitu desain kuasi-eksperimen satu kelompok pre–post tanpa kelompok pembanding yang memungkinkan efek pengganggu (maturasi, efek uji berulang, atau Hawthorne effect). Pengukuran menggunakan kuesioner berbasis laporan juga berpotensi bias. Komposisi sampel yang didominasi perempuan (≈76%) membatasi generalisasi ke populasi dengan proporsi gender lain. Dari aspek implementasi SCL, variasi kompetensi fasilitator, dinamika kelompok, serta beban persiapan yang tinggi dapat memengaruhi kualitas pengalaman belajar. Selain itu, waktu intervensi yang relatif singkat dapat belum cukup untuk meningkatkan motivasi yang lebih baik.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode SCL pada mata kuliah Manajemen Keperawatan terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Hasil analisis distribusi frekuensi menggambarkan adanya perubahan yang signifikan antara kondisi sebelum dan sesudah penerapan SCL, di mana sebagian besar mahasiswa mengalami peningkatan motivasi belajar. Temuan ini menegaskan bahwa SCL dapat mendorong keterlibatan aktif, kemandirian, dan rasa tanggung jawab mahasiswa dalam proses pembelajaran. Namun demikian, efektivitas SCL juga dipengaruhi oleh kesiapan dosen, ketersediaan fasilitas, serta tingkat adaptasi mahasiswa terhadap metode pembelajaran yang menuntut partisipasi lebih tinggi.
Penerapan SCL sebaiknya terus ditingkatkan dengan memperhatikan kualitas perencanaan pembelajaran, kesiapan fasilitator, serta dukungan sarana prasarana. Dosen diharapkan tidak hanya menjadi fasilitator, tetapi juga memberikan bimbingan adaptif agar mahasiswa dapat lebih cepat beradaptasi dengan metode ini. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat memperluas variabel yang diteliti, misalnya pengaruh SCL terhadap capaian akademik dan keterampilan manajerial mahasiswa keperawatan. Institusi pendidikan juga disarankan menyediakan pelatihan berkelanjutan bagi dosen untuk meningkatkan kompetensi dalam menerapkan SCL secara konsisten dan optimal.
Sumber Pustaka
1. Jeong Y, Kim K, Ryu J. The Impact of Cognitive, Affective, and Psychomotor Learning Perception on Learning Outcomes in the eXtended Reality Based Nursing Simulation. In: Krüger JM, Pedrosa D, Beck D, Bourguet ML, Dengel A, Ghannam R, et al., editors. Immersive Learning Research Network. Cham: Springer Nature Switzerland; 2025. p. 446–59.
2. Berg E, Lepp M. The meaning and application of student-centered learning in nursing education: An integrative review of the literature. Nurse Educ Pract. 2023 May 1;69:103622.
3. Leal LA, Silva AT, Ignácio DS, Soares MI, Ribeiro NM, Henriques SH. Educational strategy to develop nursing students’ management competencies in hospital practice. Rev Bras Enferm. 75(6):e20210928.
4. Scammell JME, Apostolo JLA, Bianchi M, Costa RDP, Jack K, Luiking ML, et al. Learning to lead: A scoping review of undergraduate nurse education. J Nurs Manag. 2020;28(3):756–65.
5. Rejeki YF, Wahyudin TP, Erawan AN, Napitupulu IK. Gambaran Pembelajaran dengan Metode Student Centered Learning pada Mata Kuliah Manajemen Keperawatan di Program Studi Sarjana Keperawatan: Studi Deskriptif Historis. Kisi Berkelanjutan Sains Medis Dan Kesehat. 2025 Mar 16;2(1):e39–e39.
6. Indriyani N, Suparni S, Rejeki YF, Erawan AN, Subekti T. Learning Motivation of Undergraduate Nursing Students with Student Centered Learning (SCL) Learning Methods. J Engl Lang Educ. 2025 Feb 6;10(1):434–42.
7. Sartain AF, Welch TD, Strickland HP. Utilizing Nursing Students for a Complex Role-Play Simulation. Clin Simul Nurs. 2021 Nov 1;60:74–7.
8. Sari DNA. UJI COBA STUDENT CENTER LEARNING (SCL) DENGAN PENDEKATAN SMALL GROUP DISCUSION (SGD) PADA MATA KULIAH MANAJEMEN KEPERAWATAN UNTUK MENGUKUR KOGNITIF DAN AFEKTIF DI STIKES SURYA GLOBAL [Internet] [Master’s thesis]. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; 2017 [cited 2025 Aug 25]. Available from: https://repository.umy.ac.id/handle/123456789/7818
9. Warella L, Alvionita L. HUBUNGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT CENTER LEARNING (SCL) DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT III S1 KEPERAWATAN STIK STELLA MARIS MAKASSAR [Internet] [Diploma thesis]. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stella Maris; 2018 [cited 2025 Aug 25]. Available from: http://repository.stikstellamarismks.ac.id/700/
10. Bayley KE. The impact on practice of authentic assessment as part of a university postgraduate taught programme of study for nursing and healthcare professionals: a literature review. Nurse Educ Today. 2023 Jan 1;120:105622.
11. Matshaka L. Self-reflection: A tool to enhance student nurses’ authenticity in caring in a clinical setting in South Africa. Int J Afr Nurs Sci. 2021 Jan 1;15:100324.
