Web Analytics

Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer
Community Service Articles
Published: 2025-11-12

The Classic Triad Education in the Prevention of Preeclampsia: Community Service

Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kendari
Preeclampsia Classic triad Maternal health education Health promotion

Abstract

Preeclampsia remains one of the leading causes of maternal morbidity and mortality in Indonesia. One preventive effort that can be undertaken is early education for pregnant women regarding the classical triad of preeclampsia, which includes hypertension, edema, and proteinuria. However, many pregnant women still lack understanding of these danger signs, often resulting in delayed detection and treatment. This community service activity aimed to improve pregnant women's knowledge of the classical signs of preeclampsia through health education involving counseling sessions, interactive discussions, leaflet distribution, and knowledge evaluation using pre- and post-tests. The activity was conducted in the working area of Abeli Public Health Center, Abeli District, Kendari City, involving 15 pregnant women as participants. The stages included coordination with the health center, initial health checks (blood pressure and body weight), pre-test questionnaire, delivery of educational materials, distribution of informational leaflets, interactive discussions, and post-test evaluation. The results showed an increase in participants’ knowledge regarding the classical triad of preeclampsia after the educational intervention. The practical implication of this activity is that combining health education with basic health screening proves effective in raising awareness among pregnant women about the warning signs of preeclampsia. This approach can serve as a promotive and preventive intervention model that is applicable and sustainable at the primary healthcare level.

Pendahuluan

Preeklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu serta bayi di seluruh dunia (1). Kondisi ini ditandai dengan hipertensi yang disertai dengan kerusakan organ lain, seperti ginjal, hati, atau sistem saraf, yang biasanya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu (2). Di Indonesia, prevalensi preeklampsia masih cukup tinggi, mencapai 25% dari seluruh kasus komplikasi kehamilan, yang sebagian besar terjadi pada wilayah pedesaan dengan akses kesehatan yang terbatas (3). Hal ini memerlukan upaya edukasi dengan berbasiskan pada pendekatan trias klasik, yaitu promotif, preventif, dan kuratif, sangat penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pencegahan preeklampsia.

Edukasi berbasis trias klasik bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan ibu dan anak. Pendekatan promotif melibatkan pemberdayaan ibu hamil dan keluarganya melalui penyuluhan tentang tanda-tanda awal preeklampsia, pola makan yang sehat, dan pentingnya pemeriksaan antenatal secara rutin (4). Pendekatan preventif mencakup strategi pencegahan yang lebih spesifik, seperti pemberian suplementasi kalsium dan multivitamin untuk mengurangi insiden preeklampsia hingga 60% (5).

Edukasi tentang preeklampsia tidak hanya bermanfaat bagi ibu hamil, tetapi juga bagi tenaga kesehatan dalam meningkatkan keterampilan mereka dalam mendeteksi dan menangani kasus ini. Patricia et al. menyatakan bahwa pelatihan tenaga kesehatan tentang manajemen preeklampsia dapat meningkatkan akurasi diagnosis dan pengelolaan kasus (6). Melalui pendekatan yang komprehensif, diharapkan program edukasi berbasis trias klasik dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang preeklampsia serta mendorong deteksi dini dan pencegahan yang efektif.

Metode

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk edukasi kesehatan mengenai trias klasik preeklampsia, yang mencakup hipertensi, edema, dan proteinuria. Lokasi pelaksanaan kegiatan berada di wilayah kerja Puskesmas Abeli, Kecamatan Abeli, Kota Kendari. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini bersifat partisipatif, dengan pendekatan edukasi kesehatan dan pemeriksaan kesehatan dasar.

Tahapan kegiatan diawali dengan penjajakan dan koordinasi bersama pihak Puskesmas Abeli untuk menentukan sasaran peserta, yaitu ibu hamil yang berdomisili di wilayah kerja tersebut. Setelah dilakukan seleksi, terpilih sebanyak 15 orang ibu hamil yang memenuhi kriteria, yaitu bersedia mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan berada dalam kondisi kesehatan yang memungkinkan untuk mengikuti kegiatan secara tatap muka.

Sebelum pelaksanaan edukasi, dilakukan pemeriksaan kesehatan awal berupa pengukuran tekanan darah dan berat badan guna mengetahui kondisi dasar peserta. Selanjutnya, peserta diberikan pre-test untuk mengukur tingkat pengetahuan awal mengenai preeklampsia. Materi edukasi disampaikan melalui ceramah yang membahas trias klasik preeklampsia, dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan berbagi pengalaman terkait kehamilan.

Sebagai media pendukung, peserta juga diberikan leaflet yang berisi informasi penting mengenai preeklampsia agar dapat dipelajari kembali secara mandiri di rumah. Setelah sesi edukasi selesai, dilakukan post-test untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan peserta setelah mengikuti kegiatan.

Metode ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman ibu hamil terhadap tanda bahaya preeklampsia serta memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan dasar mereka melalui pemeriksaan tekanan darah dan berat badan.

Hasil dan Pembahasan

Figure 1. Dokumentasi Kegiatan

Pengabdian Masyarakat dilakukan pada bulan Agustus 2025. Subjek kegiatan pengabdian masyarakat adalah 15 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Abeli Kecamatan Abeli Kota Kendari.

Figure 2. Diagram Distribusi Tekanan Darah Ibu Hamil

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki tekanan darah dalam kategori normal (46,67%), namun terdapat proporsi yang cukup signifikan mengalami prahipertensi (33,33%) dan bahkan hipertensi tingkat I (13,33%) serta hipertensi tingkat II (6,67%). Temuan ini mengindikasikan bahwa hampir setengah dari peserta memiliki risiko mengalami komplikasi kehamilan, khususnya preeklampsia, yang ditandai oleh peningkatan tekanan darah. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian serius karena preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin, terutama jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini (7,8).

Figure 3. Diagram Distribusi Berat Badan Ibu Hamil

Sebanyak 9 orang (60%) termasuk dalam kategori berat badan normal, dengan rentang berat badan antara 50-70 kg. Sementara itu, terdapat 3 orang peserta (20%) yang masuk dalam kategori berat badan kurang, yaitu dengan berat badan kurang dari 50 kg. Selain itu, 3 orang peserta lainnya (20%) tergolong dalam kategori berat badan lebih, yaitu dengan berat badan lebih dari 70 kg.

Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena berat badan yang rendah pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, termasuk preeklampsia. Sebaliknya, kelebihan berat badan juga merupakan faktor risiko yang signifikan, karena dapat memperburuk kondisi kehamilan dan meningkatkan kemungkinan terjadinya hipertensi serta preeklampsia (9). Pemantauan status gizi dan kesehatan ibu hamil melalui pengukuran berat badan dan tekanan darah menjadi langkah penting dalam deteksi dini risiko preeklampsia (10). Edukasi mengenai trias klasik preeklampsia yang disertai dengan pemeriksaan kesehatan dasar diharapkan dapat meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap pentingnya menjaga berat badan ideal selama kehamilan. Dengan pemahaman yang baik, ibu hamil dapat lebih waspada terhadap tanda-tanda bahaya dan segera mencari pertolongan medis apabila diperlukan, sehingga risiko komplikasi dapat diminimalkan (11,12).

Figure 4. Grafik Hasil Pre-Postes Pengetahuan Peserta

Berdasarkan hasil uji peningkatan pengetahuan menggunakan metode pre-test dan post-test, diperoleh nilai rata-rata pre-test sebesar 58,0 yang meningkat menjadi 72,0 pada post-test. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman ibu hamil mengenai trias klasik preeklampsia setelah diberikan edukasi.

Hasil post-test menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai pengetahuan peserta menjadi 72,0 setelah mengikuti kegiatan edukasi. Peningkatan ini mencerminkan efektivitas metode edukasi yang diterapkan, terutama melalui pendekatan partisipatif yang melibatkan ceramah, diskusi interaktif, dan media edukasi berupa leaflet. Nilai rata-rata post-test yang lebih tinggi dibandingkan pre-test mengindikasikan bahwa peserta mengalami peningkatan pemahaman terhadap materi trias klasik preeklampsia. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi edukatif yang diberikan mampu memperkuat pengetahuan ibu hamil mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan, khususnya preeklampsia, yang sangat penting untuk deteksi dini dan pencegahan komplikasi lebih lanjut.

Pentingnya edukasi mengenai trias klasik preeklampsia sangat penting untuk selalu dilakukan. Melalui kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan dasar, ibu hamil tidak hanya mendapatkan informasi mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan, tetapi juga memperoleh pemahaman tentang pentingnya pemantauan tekanan darah secara rutin. Pembagian leaflet dan diskusi interaktif turut memperkuat pemahaman peserta, memungkinkan mereka untuk lebih waspada terhadap gejala awal preeklampsia (12).

Implikasi Praktis

egiatan edukasi mengenai trias klasik preeklampsia memiliki implikasi praktis yang penting dalam upaya pencegahan komplikasi kehamilan, khususnya di tingkat pelayanan kesehatan primer. Melalui pendekatan partisipatif yang melibatkan pemeriksaan kesehatan dasar dan penyuluhan, ibu hamil dapat lebih memahami pentingnya deteksi dini terhadap tanda-tanda preeklampsia. Pengetahuan ini memungkinkan mereka untuk lebih waspada terhadap perubahan kondisi tubuh selama kehamilan dan segera mencari pertolongan medis jika diperlukan. Selain itu, keterlibatan aktif tenaga kesehatan dalam kegiatan ini memperkuat peran Puskesmas sebagai garda terdepan dalam promosi kesehatan ibu dan anak. Pembagian leaflet sebagai media edukasi juga memberikan manfaat jangka panjang karena dapat menjadi sumber informasi yang dapat diakses kembali oleh peserta maupun keluarga mereka. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan individu, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesadaran kolektif masyarakat terhadap pentingnya kesehatan ibu hamil.

Sumber Pustaka

1. World Health Organization. Pre-eclampsia [Internet]. 2025. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/pre-eclampsia

2. Bisson C, Dautel S, Patel E, Suresh S, Dauer P, Rana S. Preeclampsia pathophysiology and adverse outcomes during pregnancy and postpartum. Front Med. 2023 Mar 16;10:1144170.

3. Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 Dalam Angka. Kementerian Kesehatan; 2023.

4. Ningsih DA, Fatriani R, Fitria R. Dari Screening Hingga Edukasi: Upaya Pemberdayaan Ibu Hamil Mengenali Tanda Bahaya Kehamilan di Sukadana HAM Bandar Lampung. J Pengabdi Masy Jajama JPMJ. 2025 Aug 19;4(1):53–62.

5. Ushida T, Tano S, Matsuo S, Fuma K, Imai K, Kajiyama H, et al. Dietary supplements and prevention of preeclampsia. Hypertens Res. 2025;48(4):1444–57.

6. Patricia V, Yani A, Nuraeni HS, Astriani RD, Rumiatun D. Preeclampsia support group sebagai upaya pemberdayaan kader dalam pencegahan dan pengendalian preeklampsia. SELAPARANG J Pengabdi Masy Berkemajuan. 2024 Mar 23;8(1):661–70.

7. Hatini EE, Rahmawati E, Febriani I, Lucin Y. ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI FASKES WILAYAH KOTA PALANGKA RAYA: Analysis of Risk Factors for Preeclampsia in Pregnant Women in the Third Trimester at Health Facilities in the City of Palangka Raya. J Forum Kesehat Media Publ Kesehat Ilm. 2025 Mar 19;15(1):28–41.

8. Tandiarrang JP, Murnita IA, Ns DD. Faktor Ibu Yang Ada Hubungan Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di Beberapa Lokasi Di Wilayah Indonesia Periode Tahun 2014 Sampai dengan Tahun 2021. Bosowa Med J. 2025 Jan 29;3(1):13–7.

9. Bodnar LM, Himes KP, Abrams B, Parisi SM, Hutcheon JA. Early-pregnancy weight gain and the risk of preeclampsia: a case-cohort study. Pregnancy Hypertens. 2018 Oct;14:205–12.

10. Mujahadatuljannah, Suhartati S, Anita, Zulliati. OPTIMALISASI KUNJUNGAN ANC DENGAN PEMBERIAN EDUKASI IBU HAMIL DAN BUKU CATATAN DATANG BUMIL (KADER PANTAU KUNJUNGAN IBU HAMIL) DI KELURAHAN TUMBANG RUNGAN. DIMAS Pengabdi Kpd Masy. 2024 May 21;1(1):61–7.

11. Marbun U, Irnawati I. Edukasi Bahaya dan Pencegahan Preeklampsia Pada Kehamilan. Abdimas Polsaka. 2023 Mar 3;2(1):64–9.

12. Fyrda N, Usman S, Yusni Y. Edukasi Melalui Media Leaflet untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Preeklamsia di Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh. J Penelit Kesehat SUARA FORIKES J Health Res Forikes Voice. 2022 July 31;13(3):639–44.

Metrics

Metrics Loading ...

How to Cite

Sarita, S., Arsulfa, A., Syahrianti, S., Yulita, H., Dolofu, M., & Resyana, H. (2025). The Classic Triad Education in the Prevention of Preeclampsia: Community Service. Kisi Berkelanjutan: Sains Medis Dan Kesehatan, 2(4), e62. Retrieved from https://kisiberkelanjutan.com/index.php/smk/article/view/62