Abstract
Introduction and Methods
Diabetes mellitus is a chronic disease that can affect various organs and bodily systems over time, leading to complications. These complications may be classified as microvascular or macrovascular. Microvascular complications include neuropathy (nerve damage), nephropathy (kidney damage), and retinopathy (eye damage). Diabetes mellitus with complications can become a lifelong condition and may significantly impact the quality of life of both the individual and their family. This study aimed to examine the quality of life among type 2 diabetes mellitus patients with and without complications at Griya Antapani Primary Health Center. The study employed a quantitative, observational analytic design. A total of 56 respondents were selected through purposive sampling. Data on patients' quality of life were collected using the Diabetes Quality of Life (DQOL) instrument and an observation sheet. Data analysis was conducted using the Wilcoxon test.
Results
Statistical analysis using the Wilcoxon test showed a P-value of 0.032. Among the 56 respondents, 24 individuals (42.9%) had complications, while 32 individuals (57.1%) did not. Among those with complications, only 7 individuals (12.5%) reported a good quality of life, while 17 individuals (30.4%) experienced a poor quality of life. In contrast, all patients without complications (32 individuals or 57.1%) reported a good quality of life. None of the patients without complications reported a poor quality of life. Overall, 69.6% of respondents had a good quality of life, while 30.4% had a poor quality of life.
Conclusion and Recommendations
Patients with type 2 diabetes mellitus who experience complications tend to have a poorer quality of life compared to those without complications. The statistical analysis confirms a notable difference in the quality of life between these two groups. Future studies are encouraged to further explore the influence of patient characteristics such as age, sex, educational background, lifestyle, body mass index, and marital status, while also specifying the types of complications experienced by individuals with diabetes mellitus.
Contribution to Sustainable Development Goals (SDGs)
This study contributes to understanding the impact of type 2 diabetes mellitus complications on patients' quality of life. The findings support Sustainable Development Goal (SDG) 3, which aims to ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages. Specifically, the study aligns with target 3.4: to reduce by one-third premature mortality from non-communicable diseases through prevention and treatment, and to promote mental health and well-being. This corresponds to Indonesia's national indicator 3.4.1(a), which tracks mortality due to cardiovascular disease, cancer, diabetes, or chronic respiratory diseases.
Penulis koresponden: Usan Daryaman (usan24daryaman@gmail.com).
Pendahuluan
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan risiko jangka panjang menyebabkan kerusakan jangka panjang pada pembuluh darah, mata, ginjal, jantung, dan saraf. Jenis DM yang paling umum terjadi adalah diabetes melitus tipe 2, di mana terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak membuat cukup insulin (1).
Kajadian DM terus meningkat di seluruh dunia, dan menjadi salah satu penyakit yang sangat cepat berkembang (2). DM merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya, dan seiring waktu DM berkomplikasi dan menyebabkan kerusakan pada tubuh secara jangka panjang (3). Tidak terkontrolnya kadar glukosa darah meningkatkan risiko meningkatnya prevalensi penderita DM, dan kemungkinan komplikasi akut dan kronis. Komplikasi makrovaskuler (penyakit arteri koroner, arteri perifer, stroke) dan mikrovaskuler (neuropati, nefropati, dan retinopati) termasuk komplikasi kronik pada penderita diabetes mellitus tipe 2 (4).
Perkembangan dari kondisi kronis tersebut yaitu tidak hanya melibatkan organ tubuh, namun juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan dinamika sosial penderita DM. menurut Rif’at et al. (5), komplikasi DM dibedakan menjadi 2 akut dan kronis, komplikasi akut yaitu terdapat ketoasidosis, koma diabetic, hipoglikemia, dan hiperglikemia, sedangkan komplikasi kronis DM tipe 2 yaitu penyakit yang berdampak buruk pada fungsi organ tubuh manusia dalam jangka Panjang yang menyertai penyakit seperti macroangiopathy, retinopati diabetic, nefropati diabetic, kaki diabetic, dan rentan terhadap infeksi, miopati, osteoporosis, artropati dan kerusakan hati.
Pengaruhnya terhadap organ tubuh ini berdampak pula terhadap kualitas hidup penderita. Adapun faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 diantaranya seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengetahuan, komplikasi, lama menderita, depresi, stres, kecemasan, dukungan keluarga, dan perawatan diri (6).
Pentingnya mengetahui kualitas hidup penderita DM yaitu sebagaimana definisi dari kualitas hidup sendiri, yaitu persepsi seseorang tentang bagaimana mereka berada dalam kehidupan budaya dan sistem nilai di mana mereka tinggal, serta hubungannya dengan tujuan, harapan, standar, dan kekhawatiran mereka (7). Sehingga salah satu indikator suksesnya manajemen DM adalah meningkatnya kualitas hidup penderita DM (8).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Griya Antapani pada 04 Mei 2024, dilakukan studi pendahuluan bahwa jumlah pasien diabetes mellitus tipe 2 tertinggi setelah hipertensi, dengan 126 kasus pada tahun 2024. Pemeriksaan cepat pada 10 pasien, terdapat 6 pasien dengan komplikasi hipetensi, gagal ginjal, iskemia, polyartritis dan 4 tanpa komplikasi. Setelah diwawancara 6 orang yang komplikasi ditandai dengan aktifitas fisik, dan diet pola makan yang kurang dan 4 orang yang tanpa komplikasi ditandai dengan aktifitas fisik kurang.
Tujuan kajian yaitu meneliti kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi dan tanpa komplikasi apakah ada berbeda.
Metode
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif, dan jenis observasional analitik. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pasien DM tipe 2 di Puskesmas Griya Antapani berjumlah 55 pasien. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan purposive sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan di Puskesmas Griya Antapani, dan bersedia menjadi responden. Sedangkan kriteria ekslusi pasien rawat jalan tidak bersedia menjadi responden.
Penelitian dilakukan pada Mei-Juli 2024 di Puskesmas Griya Antapani, Kota Bandung. Pengumpulan data menggunakan instrument lembar observasi untuk mengambil data sekunder, dan mengetahui komplikasi dan tanpa komplikasi, sedangkan data kualitas hidup dikumpulkan dengan kuesioner Diabetes Quality Of Life (DQOL) yang sudah baku.
Analisa data univariat dilaukan untuk mengetahui distribui frekuensi dan presentase karakteristik responden, yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama menderita. Analisa bivariat dalam penelitian menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji Wilcoxon didapatkan nilai signifiksi P-Value 0,032, maka didapatkan bahwa adanya perbandingan kualitas hiduppasien diabetes mellitus tipe 2.
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik penelitian dari STIKes Dharma Husada Bandung. Untuk menghormati aspek etika, terdapat persetujuan setelah penenjelasan, dan data responden dibuat anonim.
Hasil
Variabel | Frekuensi (56) | Persentase (100%) |
---|---|---|
Jenis Kelamin | ||
Perempuan | 38 | 67,9 |
Laki-laki | 18 | 32,1 |
Pendidikan | ||
SD | 10 | 17,9 |
SMP | 14 | 25,0 |
SMA | 17 | 30,4 |
Sarjana | 15 | 26,8 |
Usia (tahun) | ||
40-49 | 8 | 14,3 |
50-59 | 20 | 35,7 |
60-70 | 28 | 50,0 |
Lama Menderia (tahun) | ||
1-5 | 32 | 57,1 |
6-10 | 17 | 30,4 |
11-15 | 6 | 10,7 |
16-20 | 1 | 1,8 |
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa karakteristik responden dari 56 orang sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 38 orang (67,9%), pendidikan SMA sebanyak 17 orang (30,4%), usia antara 60 – 70 Tahun sebanyak 28 orang (50,0%), dan lama menderita antara 1-5 tahun sebanyak 32 orang (57,1%).
Kualitas hidup | Diabetes Mellitus Tipe 2 | |||||
---|---|---|---|---|---|---|
Kompilasi | Tanpa Kompilasi | Total | ||||
n | % | n | % | n | % | |
Baik | 7 | 12,5 | 32 | 57,1 | 39 | 69,6 |
Buruk | 17 | 30,4 | 0 | 0 | 17 | 30,4 |
Total | 24 | 42,9 | 32 | 57,1 | 56 | 100 |
Dari total 56 responden, sebanyak 24 orang (42,9%) mengalami komplikasi, sementara 32 orang (57,1%) tidak mengalami komplikasi. Di antara pasien dengan komplikasi, hanya 7 orang (12,5%) yang memiliki kualitas hidup baik, sedangkan 17 orang (30,4%) memiliki kualitas hidup buruk. Sebaliknya, seluruh pasien tanpa komplikasi (32 orang atau 57,1%) melaporkan kualitas hidup yang baik. Tidak terdapat pasien tanpa komplikasi yang memiliki kualitas hidup buruk. Secara keseluruhan, 69,6% responden memiliki kualitas hidup yang baik, dan 30,4% memiliki kualitas hidup yang buruk (Tabel 2).
Kualitas hidup | Diabetes Mellitus Tipe 2 | p-value | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Kompilasi | Tanpa Kompilasi | Total | |||||
n | % | n | % | n | % | ||
Baik | 7 | 12,5 | 32 | 57,1 | 39 | 69,6 | 0,032 |
Buruk | 17 | 30,4 | 0 | 0 | 17 | 30,4 | |
Total | 24 | 42,9 | 32 | 57,1 | 56 | 100 |
Berdasarkan tabel 3 bahwa sebanyak 56 sebagian besar terdapat sebanyak 32 responden (57,1%) mengalami kualitas hidup yang baik dengan diabetes mellitus tipe 2 tanpa komplikasi. Hasil Analisa bivariat menggunakan uji Wilcoxon antara variabel kualitas hidup dan DM tipe 2 diperoleh nilai P Value 0,032 > 0,05 bahwa secara statistik terdapat perbandingan yang signifikan antara kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi dan tanpa komplikasi di Puskesmas Griya Antapani.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden dari 56 orang sebagian besar berjenis kelamin perempuan (67,9%), pendidikan SMA (30,4%), usia antara 60 – 70 Tahun (50,0%), dan lama menderita antara 1-5 tahun (57,1%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Sani et al., (9) yang menunjukan karakteristik responden sebagian berusia 60-70 tahun, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, mayoritas responden menderita DM antara 1-5 Tahun, tingkat pendidikan responden moyoritas Sekolah dasar. Pada penelitian ini, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, usia lebih dari 60 tahun, lama menderita 1-5 tahun. Karakteristik tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan gender yang dimana perempuan dapat lebih rentan terhadap penyakit kardiovaskular ini dengan disebabkan oleh adanya peningkatan lipid dan aliran plasma darah yang rendah (10). Kemudian kerentanan lainnya adalah faktor usia yang meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, dan meningkatkan komplikasinya.
Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Griya Antapani dengan komplikasi yang sebagian besar dari 56 responden, terdapat 14 orang dengan komplikasi hipertensi, masing-masing setengahnya dengan kualitas hidup yang baik dan buruk. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa kualitas hidup pada kategori buruk dialami oleh penderita DM dengan komplikasi Hal ini sejalan dengan penelitian lainnya bahwa sebagian besar peserta Prolanis Puskesmas Dander memiliki angka komplikasi yang cukup tinggi dengan nilai kualitas hidup kurang (11). Dari penelitian yang dilakukan oleh Amirudin & Yunitasari bahwa diabetes distress atau kondisi beban psikologis jangka panjang yang dialami oleh penderita DM meningkatkan risiko adanya komplikasi penyakit kardiovaskuler (12).
Diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi berdampak terhadap kualitas hidup. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 tanpa komplikasi dapat lebih baik dibandingkan kualitas hidup pasien diabetes mellitus dengan komplikasi. Menurut Ratnasari et al. (13) di mana hasil penelitiannya menunjukkan terdapat perbedaan kualitas hidup berdasarkan komplikasi pada domain kesehatan mental antara komplikasi makrovaskuler dengan mikrovaskuler serta antara komplikasi mikrovaskuler dengan tanpa komplikasi, sehingga pasien DM tipe 2 yang mengalami komplikasi menunjukkan nilai kualitas hidup yang rendah dibandingkan pasien tanpa komplikasi. Tampaknya hal ini menjadi faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Berdasarkan hasil uji analisa bivariat dengan metode uji Wilcoxon, secara statistik terdapat perbandingan antara kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi dan tanpa komplikasi secara signifikan dengan nilai p value 0,032. Berdasarkan hal tersebut bahwa kualitas hidup diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi dan tanpa komplikasi signifikan perbandingannya. Adanya hiperglikemia kronik pada diabetes dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada beberapa organ tubuh, termasuk mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah, yang dapat menyebabkan komplikasi seperti gagal ginjal, penyakit kardiovaskuler, dan neuropati (14). Sattar et al. dalam penelitiannya yang mengkaji risiko komplikasi DM tipe 2 secara jangka panjang menujukkan komplikasi gagal jantung, dan aterosklerosis yang juga berhubungan dengan status kesehatan penderita (indeks massa tubuh) dan gaya hidup (15).
Pasien DM tipe 2 yang mengalami komplikasi menunjukkan nilai kualitas hidup yang rendah dibandingkan pasien tanpa komplikasi. Hutabarat et al., (16) dalam penelitiannya menyatakan bahwa responden yang memiliki komplikasi kualitas hidupnya rendah sebanyak 41 orang responden (77,4%). Kualitas hidup penderita DM dengan komplikasi itu dalam penelitian tersebut kurang baik. komplikasi yang dialami pasien menimbulkan dampak yang dapat berpengaruh negatif terhadap kualitas hidup pasien dan kualitas hidup yang rendah dapat memperburuk gangguan metabolik, baik secara langsung melalui stress hormonal ataupun secara tidak langsung melalui komplikasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Diabetes Mellitus tipe 2 yang mengalami komplikasi menunjukkan nilai kualitas hidup yang rendah dibandingkan pasien tanpa komplikasi (12,13).
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian bahwa karakteristik yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 38 orang (67,9%), pendidikan SMA sebanyak 17 orang (30,4%), usia antara 60 – 70 Tahun sebanyak 28 orang (50,0%), dan lama menderita antara 1-5 tahun sebanyak 32 orang (57,1%), 32 orang (57,1%) mengalami kualitas hidup buruk, 17 orang (30,4%) dengan kualitas hidup baik. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbandingan kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi dan tanpa komplikasi di Puskesmas Griya Antapani secara signifikan dengan nilai P = Value 0,032.
Saran untuk penelitian selanjunya agar dapat mengkaji dimensi karakteristik penderita DM seperti usia, jenis kelamin, riwayat pendidikan akhir, gaya hidup, indeks massa tubuh, dan status pernikahan dengan membandingkan secara spesifik komplikasi yang diderita oleh penderita DM.
Sumber Pustaka
1. World Health Organization. Diabetes [Internet]. 2024 [cited 2024 Sep 22]. Available from: https://www.who.int/health-topics/diabetes
2. International Diabetes Federation. IDF Diabetes Atlas 11th [Internet]. International Diabetes Federation; 2025 [cited 2025 Apr 30]. Available from: https://idf.org/about-diabetes/diabetes-facts-figures/
3. American Diabetes Association Professional Practice Committee. 2. Diagnosis and Classification of Diabetes: Standards of Care in Diabetes—2025. Diabetes Care. 2024 Dec 9;48(Supplement_1):S27–49.
4. Fowler MJ. Microvascular and Macrovascular Complications of Diabetes. Clin Diabetes. 2008 Apr 1;26(2):77–82.
5. Rif’at ID, N YH, Indriati G. GAMBARAN KOMPLIKASI DIABETES MELITUS PADA PENDERITA DIABETES MELITUS. J Keperawatan Prof. 2023 Feb 18;11(1):52–69.
6. Namira A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kota Medan [Internet] [Undergraduate thesis]. Universitas Sumatera Utara; 2021 [cited 2025 Mar 22]. Available from: https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/46428
7. World Health Organization. Measuring Quality of Life [Internet]. 2024 [cited 2024 Aug 22]. Available from: https://www.who.int/tools/whoqol
8. Wahyuni Y. Improving The Quality of Life of Patients with Diabetes Mellitus Type 2 with Treatment Adherence. Media Keperawatan Indones. 2021 Aug 31;4(3):234–46.
9. Sani FN, Widiastuti A, Ulkhasanah ME, Amin NA. Gambaran Kualitas Hidup pada Pasien Diabetes Melitus. J Penelit Perawat Prof. 2023 Jun 4;5(3):1151–8.
10. Ciarambino T, Crispino P, Leto G, Mastrolorenzo E, Para O, Giordano M. Influence of Gender in Diabetes Mellitus and Its Complication. Int J Mol Sci. 2022 Jan;23(16):8850.
11. Ferawati F, Sulistyo AAH. Hubungan Antara Kejadian Komplikasi Dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Pasien Prolanis Di Wilayah Kerja Puskesmas Dander. J Ilm Keperawatan SHT. 2020 Nov 3;15(2):269–77.
12. Amirudin I, Yunitasari E. Diabetes Distress Dan Risiko Penyakit Kardiovaskular Pada Penderita Diabetes Melitus Type II. J Aisyah J Ilmu Kesehat. 2021 Sep 27;6(0):187.
13. Ratnasari PMD, Andayani TM, Endarti D. Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Pola Peresepan Antidiabetik dan Komplikasi. J Manaj DAN PELAYANAN Farm J Manag Pharm Pract. 2019 Dec 31;9(4):260–73.
14. Goyal R, Singhal M, Jialal I. Type 2 Diabetes. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 [cited 2025 Mar 22]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513253/
15. Sattar N, McMurray J, Borén J, Rawshani A, Omerovic E, Berg N, et al. Twenty Years of Cardiovascular Complications and Risk Factors in Patients With Type 2 Diabetes: A Nationwide Swedish Cohort Study. Circulation. 2023 Jun 20;147(25):1872–86.
16. Hutabarat UM, Hasneli Y, Erwin E. Hubungan Komplikasi Diabetes Mellitus Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus. J Online Mhs JOM Bid Ilmu Keperawatan. 2018 Aug 14;5(2):459–67.
Catatan
Catatan Penerbit (Publisher’s Note)
Penerbit PT Karya Inovasi Berkelanjutan menyatakan tetap netral sehubungan dengan buah pikiran yang diterbitkan dan dari afiliasi institusional manapun. (The publisher of PT Karya Inovasi Berkelanjutan states that it remains neutral with respect to the published ideas and from any institutional affiliation).
Review Editor/Peer Reviewer
Wahyudi Rahmadani, S.Tr.Kep., Ns., M.Kep (Universitas Bengkulu, Kalimantan Barat, Indonesia).
Pendanaan (Funding)
Swadana. (None)
Pernyataan Konflik Kepentingan (Statement of Conflict of Interest)
Penulis menyatakan tidak terdapat konflik kepentingan dengan pihak manapun. (The authors stated that there was no conflict of interest with any party).
Hak Cipta 2025 Daryaman et al. Artikel yang diterbitkan mendapatkan lisensi Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0), sehingga siapapun dan di manapun memiliki kesempatan yang sama untuk menggali khazanah ilmu pengetahuan dan meningkatkan kesempatan terhadap diskusi ilmiah. (Copyright of 2025 Daryaman et al. This is an open access article distributed under the terms of the Attribution-ShareAlike 4.0 International license (CC BY-SA 4.0), thus anyone, anywhere has the same opportunity to explore the knowledge and enhance opportunities for scientific discussion).