Abstrak
Pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan/SDGs
Kegiatan yang dilaporkan dalam artikel ini adalah pengabdian masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan atensi dan pemahaman masyarakat tentang penyakit tidak menular: hipertensi dan diabetes melitus. Artikel ini berkontribusi terhadap tujuan TPB/SDGs ke 3, yaitu Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia. Sedangkan target yang berhubungan adalah target 3.4 pada tahun 2030, mengurangi sepertiga kematian dini akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan dan pengobatan serta meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan.
Email koresponden: Hikmawati (hikma2714@gmail.com)
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan tantangan kesehatan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah dengan aksesterbatas terhadap fasilitas dan informasi kesehatan. Berdasarkan SurveiKesehatan Indonesia 2023, prevalensi PTM terus meningkat, dengan hipertensi mencapai 30,8% pada penduduk usia 18 tahun ke atas dan diabetes mellitus (DM) sebesar 11,7% pada penduduk usia ≥ 15 tahun (1). Dampak dari hipertensi dan DM jika tidak ditangani dengan manajemen yang optimal dapat menyebabkan disabilitas serta menimbulkan beban ekonomidan sosial.
Desa Sampuabalo, yang terletak di wilayah pesisir dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai nelayan, menghadapi risiko tinggi terhadap PTM akibat pola hidup dan akses kesehatan yang terbatas. Oleh karena itu, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan perawatan PTM menjadi langkah penting dalam upaya memodifikasi gaya hidup masyarakat pesisir (2).
Pelaksanaan Kegiatan
Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada 3 Agustus 2024 di Aula Kantor Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton. Kegiatan diawali dengan koordinasi antara tim pengabdian dan Kepala Desa Sampuabalo untuk menyusun jadwal serta memastikan partisipasi masyarakat.
Figure 1. Koordinasi antara Tim Pengabmas dan Kepala Desa Sampuabalo
Sebanyak 30 orang perwakilan masyarakat mengikuti kegiatan ini, yang terdiri dari dua komponen utama: skrining kesehatan dan edukasi mengenai pencegahan serta perawatan hipertensi dan DM.
Pada tahap awal, dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan glukosa darah sewaktu (GDS) sebagai langkah skrining untuk mendeteksi risiko kesehatan peserta. Selain itu, pre-test dilakukan untuk mengukur tingkat pengetahuan awal masyarakat terkait hipertensi dan DM. Hasil pre-test menunjukkan bahwa mayoritas peserta (75%) belum memiliki pemahaman yang memadai mengenai pencegahan dan perawatan kedua penyakit tersebut.
Sesi Edukasi
Sesi edukasi disampaikan oleh ketua tim pengabdian dengan menggunakan berbagai metode komunikasi efektif, seperti pemanfaatan audio-visual, diskusi, serta media leaflet. Materi yang diberikan mencakup pencegahan hipertensi dan DM melalui pola hidup sehat, pengelolaan tekanan darah, pengendalian kadar gula darah, serta langkah-langkah perawatan yang tepat. Sesi ini juga dilengkapi dengan sesi tanya jawab untuk memperdalam pemahaman masyarakat.
Figure 2. Spanduk Kegiatan Pengdian Masyarakat
Edukasi kesehatan merupakan salah satu intervensi efektif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai PTM. Studi yang dilakukan oleh Questa et al. menunjukkan bahwa intervensi ini berdampak positif, terutama bagi masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah (2). Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya pencegahan dan perawatan hipertensi serta DM.
Evaluasi dan Dampak Kegiatan
Pada akhir kegiatan, dilakukan evaluasi untuk mengukur peningkatan pemahaman masyarakat. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pemahaman terhadap penyakit hipertensi dan diabetes melitus, di mana 85% peserta memahami materi yang diberikan, sementara 15% lainnya masih memerlukan pembinaan lebih lanjut. Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan edukasi dalam memperbaiki pemahaman masyarakat mengenai pencegahan dan perawatan hipertensi serta DM.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Kegiatan pengabdian masyarakat melalui edukasi kesehatan dengan metode ceramah ini memberikan dampak positif terhadap pengetahuan peserta. Berbagai metode yang diterapkan, termasuk tatap muka langsung serta pemanfaatan media audio-visual mendapatkan respons positif dari masyarakat (3). Keberlanjutan program ini direkomendasikan dalam bentuk edukasi berkala dan pendampingan intensif untuk memperkuat perubahan perilaku kesehatan di masyarakat.
Sumber Pustaka
1. Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 Dalam Angka. Kementerian Kesehatan; 2023.
2. Questa K, Das M, King R, Everitt M, Rassi C, Cartwright C, et al. Community engagement interventions for communicable disease control in low- and lower- middle-income countries: evidence from a review of systematic reviews. Int J Equity Health. 2020 Apr 6;19(1):51.
3. Lohr AM, Raygoza Tapia JP, Valdez ES, Hassett LC, Gubrium AC, Fiddian-Green A, et al. The use of digital stories as a health promotion intervention: a scoping review. BMC Public Health. 2022 Jun 14;22:1180.
Catatan
Catatan Penerbit (Publisher’s Note)
Penerbit PT Karya Inovasi Berkelanjutan menyatakan tetap netral sehubungan dengan buah pikiran yang diterbitkan dan dari afiliasi institusional manapun. (The publisher of PT Karya Inovasi Berkelanjutan states that it remains neutral with respect to the published ideas and from any institutional affiliation).
Pendanaan (Funding)
DIPA Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun 2024. (Poltekkes Kemenkes Kendari Year 2024).
Pernyataan Konflik Kepentingan (Statement of Conflict of Interest)
Penulis menyatakan tidak terdapat konflik kepentingan dengan pihak manapun. (The authors stated that there was no conflict of interest with any party).
Hak Cipta 2025 Hikmawati et al. Artikel yang diterbitkan mendapatkan lisensi Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0), sehingga siapapun dan di manapun memiliki kesempatan yang sama untuk menggali khazanah ilmu pengetahuan dan meningkatkan kesempatan terhadap diskusi ilmiah. (Copyright of 2025 Hikmawati et al. This is an open access article distributed under the terms of the Attribution-ShareAlike 4.0 International license (CC BY-SA 4.0), thus anyone, anywhere has the same opportunity to explore the knowledge and enhance opportunities for scientific discussion).